BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan,
sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka di
sini berupa terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan
audiovisual seperti audio kaset, video, slide dan sebagainya.
Pelestarian bahan pustaka tidak hanya menyangkut pelestarian dalam
bidang fisik, tetapi juga pelestarian dalam bidang informasi yang terkandung di
dalamnya.
Bahan pustaka
merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, selain
ruangan, gedung, peralatan, tenaga dan anggaran. Unsur-unsur tesebut satu sama
lain saling mendukung sehingga menjadikan
pelestarian bahan pustaka diberbagai Negara juga dilestarikan. Seperti Negara
Indonesia, Amerika, dan Eropa. Negara-negara tersebut menjadi salah satu dari
berbagai Negara di dunia yang berhasil melestarikan bahan pustaka secara
maksimal. Hal tersebut di sebabkan karena kesadaran pustakawan disana lebih
tinggi dari pada pustakawan negara lain,
serta fasilitas bahan pustaka disana sangat mendukung hal tersebut.
Maksud pelestarian ialah mengusahakan agar bahan
pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang
mahal, diusahakan agar awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih
banyak pembaca perpustakaan. Tujuan pelestarian bahan pustaka dapat
disimpulkan sebagai penyelamatan
nilai informasi dokumen, menyelamatkan fisik dokumen, mengatasi kendala
kekurangan ruang, mempercepat perolehan informasi.
B. Rumusan
Masalah
1.Apa itu bahan pustaka?
2.Bagaimana pelestarian bahan pustaka di berbagai negara?
3. Bagaimana
pelestarian bahan pustaka di Indonesia, Amerika dan Eropa?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian bahan pustaka
2. Untuk
mengetahui bagaimana pelestarian bahan pustaka di berbagai
Negara.
3. Untuk mengetahui pelestarian bahan pustaka di Indonesia, Amerika
dan Eropa.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian bahan pustaka
Menurut Yulilia (1995: 3) Bahan pustaka adalah kitab, buku”. Sedangkan
menurut Bafadal (2001: 24) menyatakan ‘’bahwa bahan pustaka adalah salah satu
koleksi perpustakaan yang berupa karya cetak seperti buku teks (buku
pengunjung), buku fisik, dan buku referensi yang dikumpulkan, diolah dan
disimpan untuk di sajikan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan
informasi”.
Bahan pustaka terdiri atas berbagai jenis dan
bermacam sifat yang dimilikinya. Dari sejarahnya, manusia menggunakan berbagai
medium untuk merekam hasil karya mereka. Bahan yang dipergunakan sesuai dengan
pengetahuan manusia serta teknologi pada zamannya. Bahan
pustaka yang lain ialah bahan non-buku yang juga disebut bahan audiovisual,
media teknologi, alat peraga dan sebagainya. Materi bahan non-buku begitu
bervariasi. Karena itu dalam memelihara bahan non-buku diperlukan berbagai
keahlian dan keterampilan khusus. Kita harus memahami apa yang disebut dengan
hardware atau perangkat keras dan software atau perangkat lunak. Harus kita
fahami cara meng-operasikan peralatan, cara memperbaiki kalau ada kerusakan,
dan bisa memeliharanya sehingga bahan-bahan tersebut awet dan lestari.
b.
Pelestarian bahan pustaka di berbagai Negara
Keadaan
Pelestarian Bahan Pustaka di Inggris
Tokoh kawakan Languell yang menerbitkan bukunya tahun 1957 memberikan gagasan tentang perlunya pelestarian bahan perpustakaan pada masa itu. Melalui diskusi dan pertemuan tahunan dari asosiasi perpustakaan di Inggris, mereka semakin yakin bahwa bagian pelestarian makin diperlukan. Dengan bukunya yang baru terbit tahun 1991 John Feather melukiskan bahwa kegiatan pelestarian bahan pustaka tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan manajemen koleksi perpustakaan. Buku ini semakin memberikan kepercayaan bagi pustakawan di Inggris, bahwa bagian pelestarian sangat diperlukan. Berbagai masalah yang mereka hadapi, misalnya tentang mahalnya buku dan terbatasnya anggaran perpustakaan mengharuskan pustakawan untuk berpaling kepada pelestarian.
Faktor pendukung yang ada di Inggris, misalnya lengkapnya jenis bahan kimia untuk menghilangkan berbagai musuh bahan pustaka, tersedianya pengusaha komersial dalam bidang penjilidan atau dalam bidang pelestarian, memberikan kesempatan kepada para pustakawan untuk memilih cara terbaik dalam pelestarian bahan pustaka yang sesuai dengan kondisi di tempat mereka. Banyaknya perpustakaan rujukan yang telah berhasil melakukan program pelestarian seperti The British Library atau Universitas Cambridge, merupakan tempat yang baik bagi para pustakawan di Inggris untuk belajar langsung ke lapangan.
Keadaan Pelestarian di USA
Banyaknya faktor pendukung menyebabkan sistem pelestarian di Amerika Serikat sangat maju. Faktor pendukung tersebut di antaranya, para pakar yang dengan rajin memberikan konsultasi dan menuliskan pengalaman mereka pada majalah profesional maupun dalam bentuk buku yang jelas dan mudah diikuti. Persaingan sehat antara para pakar menimbulkan gairah kerja bagi mereka para pustakawan bagian pelestarian. Faktor pendukung yang lain ialah adanya penyangga dana dari yayasan atau pemerintah federal untuk proyek atau program pelestarian yang baik.
Keadaan Pelestarian di Puerto Rico (Amerika Latin)
Iklim daerah tropis sangat tidak mendukung pelestarian bahan pustaka. Haydee Munoz Sola memberikan gambaran program pelestarian yang ada di kampus Medical Services University of Puerto Rico di Rico Piedras. Sebelum masuk kepada permasalahannya ia menceritakan sedikit tentang sejarah perpustakaan dan sejarah pelestarian. Iklim tropis dengan berbagai ciri-cirinya yang dapat merusakkan koleksi perpustakaan dan banyaknya kendala yang harus dihadapi oleh perpustakaan di daerah tropis termasuk kurangnya anggaran untuk menyelenggarakan program pelestarian. Kemudian ia menceritakan letak geografis Puerto Rico yang banyak bencana alam seperti badai, banjir, angin puyuh dan sebagainya.
Tokoh kawakan Languell yang menerbitkan bukunya tahun 1957 memberikan gagasan tentang perlunya pelestarian bahan perpustakaan pada masa itu. Melalui diskusi dan pertemuan tahunan dari asosiasi perpustakaan di Inggris, mereka semakin yakin bahwa bagian pelestarian makin diperlukan. Dengan bukunya yang baru terbit tahun 1991 John Feather melukiskan bahwa kegiatan pelestarian bahan pustaka tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan manajemen koleksi perpustakaan. Buku ini semakin memberikan kepercayaan bagi pustakawan di Inggris, bahwa bagian pelestarian sangat diperlukan. Berbagai masalah yang mereka hadapi, misalnya tentang mahalnya buku dan terbatasnya anggaran perpustakaan mengharuskan pustakawan untuk berpaling kepada pelestarian.
Faktor pendukung yang ada di Inggris, misalnya lengkapnya jenis bahan kimia untuk menghilangkan berbagai musuh bahan pustaka, tersedianya pengusaha komersial dalam bidang penjilidan atau dalam bidang pelestarian, memberikan kesempatan kepada para pustakawan untuk memilih cara terbaik dalam pelestarian bahan pustaka yang sesuai dengan kondisi di tempat mereka. Banyaknya perpustakaan rujukan yang telah berhasil melakukan program pelestarian seperti The British Library atau Universitas Cambridge, merupakan tempat yang baik bagi para pustakawan di Inggris untuk belajar langsung ke lapangan.
Keadaan Pelestarian di USA
Banyaknya faktor pendukung menyebabkan sistem pelestarian di Amerika Serikat sangat maju. Faktor pendukung tersebut di antaranya, para pakar yang dengan rajin memberikan konsultasi dan menuliskan pengalaman mereka pada majalah profesional maupun dalam bentuk buku yang jelas dan mudah diikuti. Persaingan sehat antara para pakar menimbulkan gairah kerja bagi mereka para pustakawan bagian pelestarian. Faktor pendukung yang lain ialah adanya penyangga dana dari yayasan atau pemerintah federal untuk proyek atau program pelestarian yang baik.
Keadaan Pelestarian di Puerto Rico (Amerika Latin)
Iklim daerah tropis sangat tidak mendukung pelestarian bahan pustaka. Haydee Munoz Sola memberikan gambaran program pelestarian yang ada di kampus Medical Services University of Puerto Rico di Rico Piedras. Sebelum masuk kepada permasalahannya ia menceritakan sedikit tentang sejarah perpustakaan dan sejarah pelestarian. Iklim tropis dengan berbagai ciri-cirinya yang dapat merusakkan koleksi perpustakaan dan banyaknya kendala yang harus dihadapi oleh perpustakaan di daerah tropis termasuk kurangnya anggaran untuk menyelenggarakan program pelestarian. Kemudian ia menceritakan letak geografis Puerto Rico yang banyak bencana alam seperti badai, banjir, angin puyuh dan sebagainya.
c. pelestarian bahan pustaka di Indonesia, Amerika dan Eropa
Pelestarian
Bahan Pustaka di Indonesia
Secara tradisional pelestarian bahan pustaka telah lama dilakukan di Indonesia.
Seperti di kraton, para pujangga telah menyalin naskah lama ke naskah baru
dengan menggunakan bahan tulis sederhana yaitu daun lontar. Ketika perpustakaan
mulai berkembang, maka penjilidan buku dan majalah mulai dilakukan. Semakin
berkembangnya teknologi informasi khususnya microfilm, maka mulai banyak
bahan pustaka terbitan Indonesia yang dibuatkan microfilm. Proses alih
bentuk ini banyak dibantu oleh lembaga asing terutama dalam bentuk peralatan,
tenaga dan dana. Koleksi Perpustakaan Nasional terutama koleksi majalah dan
surat kabar, juga dibuatkan microfilm sekaligus juga perbaikan pada
bahan pustaka aslinya. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian dari proyek pemerintah
Indonesia serta mendapat bantuan pihak asing.
Sekitar tahun 1970-an Koninlijk instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde
(KITLV) bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai
memmbuat microfilm setiap buku yang dibeli oleh KITLV. Berbagai naskah
di Sulawesi Selatan, dikenal dengan nama lontara dibuatkan microfilm
dengan bantuan Australia. Naskah kuno yang terdapat di Kraton Mangkunegoro,
Kasunanan (Surakarta), Kesultanan Yogya serta Pakualaman juga dibuatkan microfilm,
dengan bantuan Rockefeller Foundation. The British Council juga membantu
kegiatan pelestarian di Perpustakaan Nasional dengan menyediakan beasiswa serta
konsultan. Tahun 1989 International Review team mengunjungi Perpustakaan
Nasional Indonesia serta berbagai perpustakaan dan lembaga pendidikan dalam
rangka kegiatan pelestarian dan pengawetan bahan pustaka
Namun ternyata pelestarian dan pengawetan bahan
pustaka memiliki banyak kendala, seperti;
1.
Kurangnya tenaga pelestarian di Indonesia.
2.
Banyak pimpinan serta pemegang kebijakan belum memahami pentingnya pelestrian
sehingga menyebabkan kurangnya dana, perhatian, dan fasilitas yang teredia.
3.
Praktek pelestarian di Indonesia selama ini masih banyak yang salah.
4.
Berbagai bahan pustaka yang disimpan di perpustakaan di Indonesia tercetak
dalam kertas yang beraneka ragam mutunya.
5.
Berbagai ruang perpustakaan tidak dirancang bangun yang sesuai dengan keperluan
pelestarian dan pengawetan.
6.
Belum terdapat kebijakan pelestarian nasional.
B.
Pelestarian Bahan Pustaka di Inggris.
Pelestarian, pengawetan, serta pemeliharaan bahan pustaka di Inggris sangat
maju bahkan Inggris dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelestarian. Mereka
menyadari bahwa harga buku lebih mahal dibandingkan dengan harga barang
kebutuhan yang lain. The British Library memberikan pelopor dalam hal
ini. Telah disusun bibliografi mengenai restorasi, penjilidan, pemeliharaan,
pengawetan, yang sangat lengakap dan bermanfaat bagi yang memerlukan untuk
memperdalam dalah bidang ini. Banyak pula terbitan bagus yang dikemas dalam
bentuk yang menarik bahkan disertai gambar sehingga lebih memperjelas.
Salah satu buku yang membahas secara lengkap dan luas, ialah The
Conservation of Book and Document, karya W.H. Languell, diterbitkan di
London oleh Sir Essac Batman & Sons, 1957.
Selain buku, dibuat juga video yang menjelaskan cara pengawetan dan
pemeliharaan buku. Diantaranya yang dibuat oleh Douglas Fosket yang berjudul In
you library. Literatur tersebut sangat berguna dalam menyebarkan gagasan
baru serta memperkuat pengetahuan mengenai pelestarian dan pengawetan dokumen
bagi para pustakawan di Inggris. Begitu pula kesadaran mereka tentang perlunya
pengetahuan ini untuk perpustakaan makin kuat.
Disamping tersedianya buku-buku atau artikel yang dapat dengan cepat menambah
pengetahuan dan wawasan pustakawan di Inggris. Konferensi dan seminar banyak
diadakan oleh organisasi profesi maupun lembaga-lembaga perpustakaan lainnya,
sehingga pengetahuan dan pengalaman dari buku atau artikel majalah dapat
dibandingkan dengan keadaan dan pengalaman di lapangan.
Alat-alat untuk keperluan pelestarian tersedia di pasaran di Inggris, sehingga
bagi perpustakaan yang akan menyelenggarakannya dapat dengan mudah didapat.
Adanya jenis kertas laminasi yang mudah didapat, adanya bahan kimia, adanya
peralatan untuk mengukur keasaman kertas dalam berbagai macam, adanya alat
untuk mengukur cahaya, alat pengukur kelembaban, pengukur suhu, dan mesin
penjilidan dipasaran sangat mendukung berkembangnya bidang ini.
Pengusaha penjilidan komersil atau usaha komersil lainnya yang menyangkut
keperluan pelestarian di Inggris sangat membantu perpustakaan untuk dapat
menentukan pilihan mereka, kapan harus dikerjakan oleh lembaga komersil dan
kapan dapat dikerjakan oleh perpustakaan.
C.
Pelestarian Bahan Pustaka di USA.
Amerika Serikat memiliki lembaga yang paling banyak berkecimpung dalam bidang
pelestarian bahan pustaka. The Library of Conggress adalah salah satu
pelopor yang gigih dalam mengadakan pemeliharaan dan pengawetan. Disusul oleh
perpustakaan The New York Public Library, Massachusetts Insitute of
Thecnology (MIT) di Boston, The Newbery Public Library di Chicago,
serta banyak perpustakaan lainnya. Selain itu juga ada asosiasi perpustakaan
seperti ALA (American Library Association), SLA (Special Library
Association), RTSD (Resources and Technical Services Division)
memiliki seksi pemeliharaan bahan pustaka yang sudah aktif sejak 1983.
Pendidikan untuk pemeliharaan bahan pustaka ini juga diadakan oleh berbagai
sekolah perpustakaan, seperti:
1.
Columbia University School of Library Services. (saat ini telah ditutup)
2.
Simmons College.
3.
Chatolic University of America.
4.
University of California Los Angles.
5.
Wayne State University.
6.
Florida State University.
Serta
masih banyak sekolah perpustakaan lain yang memberikan kuliah mengenai
pelestarian bahan pustaka ini. Program yang diajarkan adalah bagaimana caranya
memelihara bahan pustaka.
The Library of Congress sering mengadakan seminar atau lokakarya yang
mengusahakan untuk didirikannya sebuah National Preservation Program (NPP).
Sebuah konferensi yang diselenggarakan tanggal 16-17 Desember 1976 berlokasi di
Whittall Pavillion, membahas tentang NPP di atas. Konferensi tersebut diikuti
oleh berbagai petugas profesional seperti pustakawan, ahli kearsipan,
pakar/dosen dan pegawai LC sendiri. Kesimpulan dari konferensi tersebut adalah
bahwa dalam upaya pelestarian bahan dokumen dapat dilihat dari beberapa aspek
diantaranya adalah;
1.
Aspek sosial yang menyangkut
a. Apa yang harus dilestarikan/diawetkan
b. Siapa yang melaksanakannya
c. Bagaimana melaksanakannya
2. Aspek teknis meliputi
a. Bagaimana cara
melaksanakannya
b. Bentuk atau materi yang akan dilestarikan
Walaupun Amerika Serikat bukan pelopor pelestarian seperti Inggris, tetapi
pelaksanaan program pelestarian menajadi lebih berkembang dan lebih maju
daripada Inggris. Hal ini disebabkan beberapa faktor pendukung yang dimiliki
Amerika Serikat, yaitu:
1.
Banyak pakar yang dapat bekerja sama satu sama lain demi meningkatkan mutu
profesi.
2.
Asosiasi perpustakaan memberikan fasilitas untuk mempertemukan para pakar.
3.
Di Amerika banyak yayasan yang bersedia memberikan dana untuk program
pelestarian atau pendidikan tenaga pelestarian yang dianggap bermanfaat.
4.
Banyak perpustakaan besar yang menyediakan atau mendirikan laboratorium untuk
keperluan pelestarian.
5.
Banyak badan komersil yang dapat menunjang suksesnya program pelestarian
disuatu perpustakaan.
6.
Tersedianya para konsultan yang siap untuk dimintai bantuan dengan bayaran yang
tidak terlalu tinggi.
7.
Tidak kalah pentingnya, banyak tersebar karya-karya pakar berupa tulisan dalam
majalah maupun buku yang berguna untu pustakawan lainnya.
D.
Pelestarian Bahan Pustaka di Iklim Tropik.
Bahan pustaka di iklim tropik tidak terhindar dari bahaya yang sama seperti
pada iklim lain, bahaya itu meningkat dengan terlalu banyaknya panas dan
kelembaban dari iklim tropik serta cara menangani serangga daerah tropik.
Perhatian khusus harus diberikan kepada keadaan sekitar (lingkungan) dan
pengawasan terhadap hama dan serangga pada iklim tropik.
Kenyataan bahwa banyak negara-negara dengan iklim tropik, juga negara-negara
berkembang, memberikan tambahan perhatian terhadap pelestarian bahan pustaka,
namun dana untuk perpustakaan yang diharapakan tidak ada. Pada negara
berkembang dana untuk perpustakaan tidak ada prioritas, oleh karena anggaran
agaknya diberikan untuk pelayanan yang utama bagi pemerintah.
Puerto
Rico
Lokasinya berada ditengah-tengah gugusan kepualauan Autilles dan ada paling
kanan Laut Caribea. Puerto Rico memiliki iklim yang sangat panas dan lembab.
Letak geografisnya juga mudah mendapatkan kecelakaan badai dan angin ribut.
Pada awalnya, perpustakaan-perpustakaan yang ada di Puerto Rico telah musnah
oleh api pada waktu pemberontakan Indian tahun 1513, dan serangan-serangan yang
menentang Puerto Rico oleh musuh-musuh dari Spanyol.Sekalipun tidak ada yang
berbuat dengan koleksi-koleksi bahan pustakamenggantikan bangunan-bangunan kayu
sebelumnya, untuk melindungi bahan- bahan pustaka dari badai, topan, api dan
penyakit daerah tropis seperti ngengat.Penggunaan AC dapat membantu untuk
mengontrol panas dan kelembaban yangtinggi, fumigasi yang teratur juga dapat
membasmi kecoa dan serangga lainnya. Dengan fumigasi yang khusus pada seluruh
bangunan perpustakaan atau dariseleksi buku-buku dalam ruangan adalah juga
aktifitas yang terus menerus untuk mengontrol rayap-rayap atau jamur dalam
perpustakaan di Puerto Rico.
Kontruksi bangunan kayu digantikan dengan semen untuk melindungi bahan pustaka
dari badai, api, serta ngengat. Penggunaan AC dapat membantu untuk mengontrol
panas dan kelembaban yang tinggi. Fumigasi yang teratur dan secara khusus
berguna untuk membasmi rayap-rayap. Tindakan-tindakan tersebut sangat membantu
pada iklim tropis, tetapi persetujuan dengan Helmut Bansa dikatakan bahwa
problem dasar dalam pemeliharaan bahan-bahan pustaka pada daerah tropis dan
sub-tropis tidak membuat perubahan yang fundamental dengan pengawetan atau
perbaikan.
Dalam masyarakat kita perpustakaan memiliki dua peranan yang bertentangan
yaitu, penyebaran informasi, pengetahuan dan pelestarian informasi melalui
pelestarian bahan terekam diperpustakaan. Di daerah tropis masalah pelestarian
harus lebih diintensifkan sebab banyak panas, ketinggian tingkat kelembaban,
insek dari daerah tropis, dan alasan lain misalnya tidak cukup dana untuk
mengembangkan koleksi dalam menyelenggarakan program pelestarian.
Perlunya penelitian selanjutnya dalam bidang pelestarian di daerah tropis
tampak dengan jelas. Penelitian dengan keadaan khusus dan masalah khusus untuk
daerah tropis sangat diharapkan untuk sumbangan dunia pelestarian saat ini dan
seterusnya. Lagi pula diperlukan komunikasi dan kerja sama antara para
pustakawan yang bergerak dalam bidang pelestarian di daerah tropis maupun
sub-tropis. Hal ini akan membawa kita kepada hubungan yang lebih dekat untuk
memecahkan masalah yang paling diperlukan yaitu kerja sama dan rencana yang
terkoordinasi dalam pelestarian bahan pustaka di daerah tropis.
Daftar Pustaka
Basuki, Sulistyo.1991.Pengantar Ilmu
Perpustakaan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Martoatmodjo, Karmidi.1997.Pelestarian Bahan
Pustaka.Jakarta:Multi Wijaya.