Sunday, December 9, 2018

Makalah Pelestarian Bahan Pustaka Di Berbagai Negara (Indonesia, Eropa, Amerika)


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka di sini berupa terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audiovisual seperti audio kaset, video, slide dan sebagainya.

Pelestarian bahan pustaka tidak hanya menyangkut pelestarian dalam bidang fisik, tetapi juga pelestarian dalam bidang informasi yang terkandung di dalamnya.

Bahan pustaka merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, selain ruangan, gedung, peralatan, tenaga dan anggaran. Unsur-unsur tesebut satu sama lain saling mendukung sehingga menjadikan pelestarian bahan pustaka diberbagai Negara juga dilestarikan. Seperti Negara Indonesia, Amerika, dan Eropa. Negara-negara tersebut menjadi salah satu dari berbagai Negara di dunia yang berhasil melestarikan bahan pustaka secara maksimal. Hal tersebut di sebabkan karena kesadaran pustakawan disana lebih tinggi dari pada  pustakawan negara lain, serta fasilitas bahan pustaka disana sangat mendukung hal tersebut.

Maksud pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Tujuan pelestarian bahan pustaka dapat disimpulkan sebagai  penyelamatan nilai informasi dokumen, menyelamatkan fisik dokumen, mengatasi kendala kekurangan ruang, mempercepat perolehan informasi.







B. Rumusan Masalah

1.Apa itu bahan pustaka?

2.Bagaimana pelestarian bahan pustaka di berbagai negara?

3. Bagaimana pelestarian bahan pustaka di Indonesia, Amerika dan Eropa?



C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian bahan pustaka

2. Untuk mengetahui bagaimana pelestarian bahan pustaka di berbagai

Negara.

3.  Untuk mengetahui pelestarian bahan pustaka di Indonesia, Amerika

dan Eropa.




BAB II

PEMBAHASAN



a.       Pengertian bahan pustaka

Menurut Yulilia (1995: 3)  Bahan pustaka adalah kitab, buku”. Sedangkan menurut Bafadal (2001: 24) menyatakan ‘’bahwa bahan pustaka adalah salah satu koleksi perpustakaan yang berupa karya cetak seperti buku teks (buku pengunjung), buku fisik, dan buku referensi yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk di sajikan kepada pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi”. 

Bahan pustaka terdiri atas berbagai jenis dan bermacam sifat yang dimilikinya. Dari sejarahnya, manusia menggunakan berbagai medium untuk merekam hasil karya mereka. Bahan yang dipergunakan sesuai dengan pengetahuan manusia serta teknologi pada zamannya. Bahan pustaka yang lain ialah bahan non-buku yang juga disebut bahan audiovisual, media teknologi, alat peraga dan sebagainya. Materi bahan non-buku begitu bervariasi. Karena itu dalam memelihara bahan non-buku diperlukan berbagai keahlian dan keterampilan khusus. Kita harus memahami apa yang disebut dengan hardware atau perangkat keras dan software atau perangkat lunak. Harus kita fahami cara meng-operasikan peralatan, cara memperbaiki kalau ada kerusakan, dan bisa memeliharanya sehingga bahan-bahan tersebut awet dan lestari.



b.                  Pelestarian bahan pustaka di berbagai Negara

Keadaan Pelestarian Bahan Pustaka di Inggris

Tokoh kawakan Languell yang menerbitkan bukunya tahun 1957 memberikan gagasan tentang perlunya pelestarian bahan perpustakaan pada masa itu. Melalui diskusi dan pertemuan tahunan dari asosiasi perpustakaan di Inggris, mereka semakin yakin bahwa bagian pelestarian makin diperlukan. Dengan bukunya yang baru terbit tahun 1991 John Feather melukiskan bahwa kegiatan pelestarian bahan pustaka tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan manajemen koleksi perpustakaan. Buku ini semakin memberikan kepercayaan bagi pustakawan di Inggris, bahwa bagian pelestarian sangat diperlukan. Berbagai masalah yang mereka hadapi, misalnya tentang mahalnya buku dan terbatasnya anggaran perpustakaan mengharuskan pustakawan untuk berpaling kepada pelestarian.

Faktor pendukung yang ada di Inggris, misalnya lengkapnya jenis bahan kimia untuk menghilangkan berbagai musuh bahan pustaka, tersedianya pengusaha komersial dalam bidang penjilidan atau dalam bidang pelestarian, memberikan kesempatan kepada para pustakawan untuk memilih cara terbaik dalam pelestarian bahan pustaka yang sesuai dengan kondisi di tempat mereka. Banyaknya perpustakaan rujukan yang telah berhasil melakukan program pelestarian seperti The British Library atau Universitas Cambridge, merupakan tempat yang baik bagi para pustakawan di Inggris untuk belajar langsung ke lapangan.

Keadaan Pelestarian di USA

Banyaknya faktor pendukung menyebabkan sistem pelestarian di Amerika Serikat sangat maju. Faktor pendukung tersebut di antaranya, para pakar yang dengan rajin memberikan konsultasi dan menuliskan pengalaman mereka pada majalah profesional maupun dalam bentuk buku yang jelas dan mudah diikuti. Persaingan sehat antara para pakar menimbulkan gairah kerja bagi mereka para pustakawan bagian pelestarian. Faktor pendukung yang lain ialah adanya penyangga dana dari yayasan atau pemerintah federal untuk proyek atau program pelestarian yang baik.


Keadaan Pelestarian di Puerto Rico (Amerika Latin)

Iklim daerah tropis sangat tidak mendukung pelestarian bahan pustaka. Haydee Munoz Sola memberikan gambaran program pelestarian yang ada di kampus Medical Services University of Puerto Rico di Rico Piedras. Sebelum masuk kepada permasalahannya ia menceritakan sedikit tentang sejarah perpustakaan dan sejarah pelestarian. Iklim tropis dengan berbagai ciri-cirinya yang dapat merusakkan koleksi perpustakaan dan banyaknya kendala yang harus dihadapi oleh perpustakaan di daerah tropis termasuk kurangnya anggaran untuk menyelenggarakan program pelestarian. Kemudian ia menceritakan letak geografis Puerto Rico yang banyak bencana alam seperti badai, banjir, angin puyuh dan sebagainya.

 

c.       pelestarian bahan pustaka di Indonesia, Amerika dan Eropa

Pelestarian Bahan Pustaka di Indonesia

            Secara tradisional pelestarian bahan pustaka telah lama dilakukan di Indonesia. Seperti di kraton, para pujangga telah menyalin naskah lama ke naskah baru dengan menggunakan bahan tulis sederhana yaitu daun lontar. Ketika perpustakaan mulai berkembang, maka penjilidan buku dan majalah mulai dilakukan. Semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya microfilm, maka mulai banyak bahan pustaka terbitan Indonesia yang dibuatkan microfilm. Proses alih bentuk ini banyak dibantu oleh lembaga asing terutama dalam bentuk peralatan, tenaga dan dana. Koleksi Perpustakaan Nasional terutama koleksi majalah dan surat kabar, juga dibuatkan microfilm sekaligus juga perbaikan pada bahan pustaka aslinya. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan bagian dari proyek pemerintah Indonesia serta mendapat bantuan pihak asing.

            Sekitar tahun 1970-an Koninlijk instituut voor Taal-, Land-en Volkenkunde (KITLV) bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai memmbuat microfilm setiap buku yang dibeli oleh KITLV. Berbagai naskah di Sulawesi Selatan, dikenal dengan nama lontara dibuatkan microfilm dengan bantuan Australia. Naskah kuno yang terdapat di Kraton Mangkunegoro, Kasunanan (Surakarta), Kesultanan Yogya serta Pakualaman juga dibuatkan microfilm, dengan bantuan Rockefeller Foundation. The British Council juga membantu kegiatan pelestarian di Perpustakaan Nasional dengan menyediakan beasiswa serta konsultan. Tahun 1989 International Review team mengunjungi Perpustakaan Nasional Indonesia serta berbagai perpustakaan dan lembaga pendidikan dalam rangka kegiatan pelestarian dan pengawetan bahan pustaka

            Namun ternyata pelestarian dan pengawetan bahan pustaka memiliki banyak kendala, seperti;

1.        Kurangnya tenaga pelestarian di Indonesia.

2.        Banyak pimpinan serta pemegang kebijakan belum memahami pentingnya pelestrian sehingga menyebabkan kurangnya dana, perhatian, dan fasilitas yang teredia.

3.        Praktek pelestarian di Indonesia selama ini masih banyak yang salah.

4.        Berbagai bahan pustaka yang disimpan di perpustakaan di Indonesia tercetak dalam kertas yang beraneka ragam mutunya.

5.        Berbagai ruang perpustakaan tidak dirancang bangun yang sesuai dengan keperluan pelestarian dan pengawetan.

6.        Belum terdapat kebijakan pelestarian nasional.


B.   Pelestarian Bahan Pustaka di Inggris.

            Pelestarian, pengawetan, serta pemeliharaan bahan pustaka di Inggris sangat maju bahkan Inggris dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelestarian. Mereka menyadari bahwa harga buku lebih mahal dibandingkan dengan harga barang kebutuhan yang lain. The British Library memberikan pelopor dalam hal ini. Telah disusun bibliografi mengenai restorasi, penjilidan, pemeliharaan, pengawetan, yang sangat lengakap dan bermanfaat bagi yang memerlukan untuk memperdalam dalah bidang ini. Banyak pula terbitan bagus yang dikemas dalam bentuk yang menarik bahkan disertai gambar  sehingga lebih memperjelas. Salah satu buku yang membahas secara lengkap dan luas, ialah The Conservation of Book and Document, karya W.H. Languell, diterbitkan di London oleh Sir Essac Batman & Sons, 1957.

            Selain buku, dibuat juga video yang menjelaskan cara pengawetan dan pemeliharaan buku. Diantaranya yang dibuat oleh Douglas Fosket yang berjudul In you library. Literatur tersebut sangat berguna dalam menyebarkan gagasan baru serta memperkuat pengetahuan mengenai pelestarian dan pengawetan dokumen bagi para pustakawan di Inggris. Begitu pula kesadaran mereka tentang perlunya pengetahuan ini untuk perpustakaan makin kuat.

            Disamping tersedianya buku-buku atau artikel yang dapat dengan cepat menambah pengetahuan dan wawasan pustakawan di Inggris. Konferensi dan seminar banyak diadakan oleh organisasi profesi maupun lembaga-lembaga perpustakaan lainnya, sehingga pengetahuan dan pengalaman dari buku atau artikel majalah dapat dibandingkan dengan keadaan dan pengalaman di lapangan.

            Alat-alat untuk keperluan pelestarian tersedia di pasaran di Inggris, sehingga bagi perpustakaan yang akan menyelenggarakannya dapat dengan mudah didapat. Adanya jenis kertas laminasi yang mudah didapat, adanya bahan kimia, adanya peralatan untuk mengukur keasaman kertas dalam berbagai macam, adanya alat untuk mengukur cahaya, alat pengukur kelembaban, pengukur suhu, dan mesin penjilidan dipasaran sangat mendukung berkembangnya bidang ini.

            Pengusaha penjilidan komersil atau usaha komersil lainnya yang menyangkut keperluan pelestarian di Inggris sangat membantu perpustakaan untuk dapat menentukan pilihan mereka, kapan harus dikerjakan oleh lembaga komersil dan kapan dapat dikerjakan oleh perpustakaan.

C.   Pelestarian Bahan Pustaka di USA.

            Amerika Serikat memiliki lembaga yang paling banyak berkecimpung dalam bidang pelestarian bahan pustaka. The Library of Conggress adalah salah satu pelopor yang gigih dalam mengadakan pemeliharaan dan pengawetan. Disusul oleh perpustakaan The New York Public Library, Massachusetts Insitute of Thecnology (MIT) di Boston, The Newbery Public Library di Chicago, serta banyak perpustakaan lainnya. Selain itu juga ada asosiasi perpustakaan seperti ALA (American Library Association), SLA (Special Library Association), RTSD (Resources and Technical Services Division) memiliki seksi pemeliharaan bahan pustaka yang sudah aktif sejak 1983.

            Pendidikan untuk pemeliharaan bahan pustaka ini juga diadakan oleh berbagai sekolah perpustakaan, seperti:

1.        Columbia University School of Library Services. (saat ini telah ditutup)

2.        Simmons College.

3.        Chatolic University of America.

4.        University of California Los Angles.

5.        Wayne State University.

6.        Florida State University.

Serta masih banyak sekolah perpustakaan lain yang memberikan kuliah mengenai pelestarian bahan pustaka ini. Program yang diajarkan adalah bagaimana caranya memelihara bahan pustaka.

            The Library of Congress sering mengadakan seminar atau lokakarya yang mengusahakan untuk didirikannya sebuah National Preservation Program (NPP).  Sebuah konferensi yang diselenggarakan tanggal 16-17 Desember 1976 berlokasi di Whittall Pavillion, membahas tentang NPP di atas. Konferensi tersebut diikuti oleh berbagai petugas profesional seperti pustakawan, ahli kearsipan, pakar/dosen dan pegawai LC sendiri. Kesimpulan dari konferensi tersebut adalah bahwa dalam upaya pelestarian bahan dokumen dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya adalah;

1.      Aspek sosial yang menyangkut

            a.  Apa yang harus dilestarikan/diawetkan

            b.  Siapa yang melaksanakannya

            c.  Bagaimana melaksanakannya

       2.  Aspek teknis meliputi

            a.  Bagaimana cara melaksanakannya            b.  Bentuk atau materi yang akan dilestarikan

            Walaupun Amerika Serikat bukan pelopor pelestarian seperti Inggris, tetapi pelaksanaan program pelestarian menajadi lebih berkembang dan lebih maju daripada Inggris. Hal ini disebabkan beberapa faktor pendukung yang dimiliki Amerika Serikat, yaitu:

1.        Banyak pakar yang dapat bekerja sama satu sama lain demi meningkatkan mutu profesi.

2.        Asosiasi perpustakaan memberikan fasilitas untuk mempertemukan para pakar.

3.        Di Amerika banyak yayasan yang bersedia memberikan dana untuk program pelestarian atau pendidikan tenaga pelestarian yang dianggap bermanfaat.

4.        Banyak perpustakaan besar yang menyediakan atau mendirikan laboratorium untuk keperluan pelestarian.

5.        Banyak badan komersil yang dapat menunjang suksesnya program pelestarian disuatu perpustakaan.

6.        Tersedianya para konsultan yang siap untuk dimintai bantuan dengan bayaran yang tidak terlalu tinggi.

7.        Tidak kalah pentingnya, banyak tersebar karya-karya pakar berupa tulisan dalam majalah maupun buku yang berguna untu pustakawan lainnya.

D.   Pelestarian Bahan Pustaka di Iklim Tropik.

            Bahan pustaka di iklim tropik tidak terhindar dari bahaya yang sama seperti pada iklim lain, bahaya itu meningkat dengan terlalu banyaknya panas dan kelembaban dari iklim tropik serta cara menangani serangga daerah tropik. Perhatian khusus harus diberikan kepada keadaan sekitar (lingkungan) dan pengawasan terhadap hama dan serangga pada iklim tropik.

            Kenyataan bahwa banyak negara-negara dengan iklim tropik, juga negara-negara berkembang, memberikan tambahan perhatian terhadap pelestarian bahan pustaka, namun dana untuk perpustakaan yang diharapakan tidak ada. Pada negara berkembang dana untuk perpustakaan tidak ada prioritas, oleh karena anggaran agaknya diberikan untuk pelayanan yang utama bagi pemerintah.

Puerto Rico

            Lokasinya berada ditengah-tengah gugusan kepualauan Autilles dan ada paling kanan Laut Caribea. Puerto Rico memiliki iklim yang sangat panas dan lembab. Letak geografisnya juga mudah mendapatkan kecelakaan badai dan angin ribut.

            Pada awalnya, perpustakaan-perpustakaan yang ada di Puerto Rico telah musnah oleh api pada waktu pemberontakan Indian tahun 1513, dan serangan-serangan yang menentang Puerto Rico oleh musuh-musuh dari Spanyol.Sekalipun tidak ada yang berbuat dengan koleksi-koleksi bahan pustakamenggantikan bangunan-bangunan kayu sebelumnya, untuk melindungi bahan- bahan pustaka dari badai, topan, api dan penyakit daerah tropis seperti ngengat.Penggunaan AC dapat membantu untuk mengontrol panas dan kelembaban yangtinggi, fumigasi yang teratur juga dapat membasmi kecoa dan serangga lainnya. Dengan fumigasi yang khusus pada seluruh bangunan perpustakaan atau dariseleksi buku-buku dalam ruangan adalah juga aktifitas yang terus menerus untuk mengontrol rayap-rayap atau jamur dalam perpustakaan di Puerto Rico.

            Kontruksi bangunan kayu digantikan dengan semen untuk melindungi bahan pustaka dari badai, api, serta ngengat. Penggunaan AC dapat membantu untuk mengontrol panas dan kelembaban yang tinggi. Fumigasi yang teratur dan secara khusus berguna untuk membasmi rayap-rayap. Tindakan-tindakan tersebut sangat membantu pada iklim tropis, tetapi persetujuan dengan Helmut Bansa dikatakan bahwa problem dasar dalam pemeliharaan bahan-bahan pustaka pada daerah tropis dan sub-tropis tidak membuat perubahan yang fundamental dengan pengawetan atau perbaikan.

            Dalam masyarakat kita perpustakaan memiliki dua peranan yang bertentangan yaitu, penyebaran informasi, pengetahuan dan pelestarian informasi melalui pelestarian bahan terekam diperpustakaan. Di daerah tropis masalah pelestarian harus lebih diintensifkan sebab banyak panas, ketinggian tingkat kelembaban, insek dari daerah tropis, dan alasan lain misalnya tidak cukup dana untuk mengembangkan koleksi dalam menyelenggarakan program pelestarian.

            Perlunya penelitian selanjutnya dalam bidang pelestarian di daerah tropis tampak dengan jelas. Penelitian dengan keadaan khusus dan masalah khusus untuk daerah tropis sangat diharapkan untuk sumbangan dunia pelestarian saat ini dan seterusnya. Lagi pula diperlukan komunikasi dan kerja sama antara para pustakawan yang bergerak dalam bidang pelestarian di daerah tropis maupun sub-tropis. Hal ini akan membawa kita kepada hubungan yang lebih dekat untuk memecahkan masalah yang paling diperlukan yaitu kerja sama dan rencana yang terkoordinasi dalam pelestarian bahan pustaka di daerah tropis.







Daftar Pustaka

Basuki, Sulistyo.1991.Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Martoatmodjo, Karmidi.1997.Pelestarian Bahan Pustaka.Jakarta:Multi Wijaya.




Makalah Sistem Peminjaman Kuno Buku Di Perpustakaan


PEMBAHASAN

 

 

A.   Sistem-Sistem Peminjaman Kuno

Sistem peminjaman kuno ialah cara peminjaman yang dipergunakan sebelum adanya sistem baru yang lebih baik. Pada mulanya buku diciptakan sebagai alat untuk melestarikan informasi atau hasil kebudayaan. Kemudian pendapat itu berubah menjadi buku adalah untuk dipergunakan. Maka mulailah buku dipinjamkan. Proses inilah yang disebut sebagai sistem sirkulasi bahan perpustakaan. Sistem peminjaman pada perpustakaan umum di AS lebih cepat berkembang dibandingkan sistem peminjaman pada perpustakaan perguruan tinggi. Ini juga terjadi di Indonesia. Pada saat perpustakaan umum mamakai sistem layanan terbuka, perpustakaan perguruan tinggi masih mempergunakan sistem layanan tertutup.
Banyak perpustakaan perguruan tinggi mengeluh banyak buku yang hilang jika mempergunakan sistem layanan terbuka. Perpustakaan umum lebih berani mencoba sistem layanan yang paling baik bagi petugas perpustakaan maupun bagi anggotanya. Pencatatan peminjaman buku yang paling awal yang dilakukan oleh perpustakaan umum ialah dengan cara mencatat nama pengarang, judul buku, dan nama peminjam pada buku pencatatan peminjaman. Transaksi peminjaman buku sehari berderet pada buku catatan peminjaman tersebut. Kesulitan dijumpai pada saat mencari sebuah buku yang dipinjam, harus membuka seluruh catatan dan memeriksanya satu persatu. Cara ini memakan waktu lama dan sukar dilaksanakan, apalagi kalau peminjam dan buku yang dipinjam semakin banyak.

B.    Macam-macam sistem peminjaman kuno
·                     Sistem Ledger
Perkembangan selanjutnya adalah menggunakan sistem Ledger. Ini juga masih mempergunakan buku catatan, tetapi buku catatan tersebut diberi nomor halaman. Setiap nomor halaman diperuntukkan satu peminjam. Disanalah buku-buku yang dipinjam ditulis. Ini agak memberikan kemudahan, terutama pada waktu pengembalian buku. Bila ditanyakan kepada peminjam berapa nomor halaman untuknya, maka lokasinya cepat ditemukan. Walaupun demikiann, sistem ini pun masih kurang efektif. Tetapi masih dipakai sampai tahun 1860.

·                      Sistem Dummy
Sistem peminjaman selanjutnya adalah sistem dummy. Cara ini dimaksudkan untuk menghilangkan cara pencatatan yang banyak setiap kali peminjaman. Juga untuk menghilangkan cara membolak-balik halaman buku dan nama peminjam dalam mencari buku tertentu.
Sepotong kayu atau papan berukuran sama dengan buku dibungkus dengan kertas, Inilah disebut dummy. Padanya dituliskan nomor panggil, nama pengarang, dan judul buku. Saat buku dipinjam, pada dummy tersebut dicatatkan nomor peminjam dan tanggal buku yang harus kembali. Kemudian dummy diletakkan di rak, ditempat buku yang dipinjam tersebut. Cara praktis yang mula-mula dipergunakan oleh sebuah Sekolah  Minggu ini lebih memudahkan orang jika ingin mengecak sebuah buku. Sepintas bisa dilihat di rak, buku-buku yang dipinjam dan bilamana buku tersebut harus kembali. Buku-buku yang tidak dipinjam, dummy-nya berjejer didekat meja peminjaman.
·                     Sistem Slip
Sistem dummy ini kemudian berkembang menjadi sistem slip. Setiap buku yang akan dipinjam, dituliskan dulu nomor buku, nama pengarang, judul buku, nama peminjam, alamat dan nomor anggota peminjam, dan batas tanggal peminjaman. Slip dari buku-buku tersebut disimpan di meja peminjaman. Ini lebih bagus dari sistem dummy yang catatan peminjamannya bertebaran di rak.

·                     Sistem Kartu Buku
Slip ini kemudian berkembang menjadi kartu buku yang dimasukkan kedalam kantong buku. Setiap kali ada peminjaman tinggal dituliskan nama peminjam dan tanggal kembalinya.
Peminjaman pada perpustakaan umum semakin hari semakin bertambah. Maka perlu diadakan sistem peminjaman yang mudah dan aman, yaitu menggunakan kartu. Kartu buku ditempatkan pada setiap buku dan kartu keanggotaan, atau kartu peminjaman agar buku-buku yang dipinjam oleh seorang tampak sekaligus. Di samping itu ada kartu identifikasi anggota, sebagai tanda bahwa ia berhak mempergunakan perpustakaan. Pada awal abad ke-20 muncullah Sistem Peminjaman Browne.
·                     Sistem Peminjaman Browne ( Browne Charging System)
Sistem peminjaman ini sudah lama dipergunakan, terutama di Inggris. Sistem ini ditemukan akhir abad ke-19 oleh Nina E. Browne, pustakawan dari Library Bereau Boston yang juga sekretaris American Library Assosiation Publishing Board. Dalam sistem pelayanan hastawi (manual), sistem ini memiliki kecepatan yang tinggi jika dibandingkan sistem hastawi yang lain. Perpustakaan Nasional di Singapura dan Perpustakaan The British Council di Jakarta mempergunakan sistem peminjaman ini. Karena kecepatan dan sangat mudah pelaksanaannya, maka perpustakaan sekolah mempergunakan sistem peminjaman Browne ini.
Tetapi dengan datangnya sistem peminjaman berkomputer, sistem peminjaman Browne jadi tersisih. Dengan tersisihnya sistem Browne dan transaksi peminjaman yang semakin meningakat, ditambah kemajuan teknologi dalam sistem perpustakaan integral berkomputer (ComputirzedIntegraltedLibrary System) seperti VTLS (Virinia Tech Library System)dari USA, SISPUKOM (Sistem Perpustakaan Berbasis Komputer) dari Malaysia, banyak sistem perpustakaan menggunakan sistem tersebut. Menurut Beeham dan Harrison, sistem peminjaman ini hanya cocok untuk perpustakaan kecil.

1.      Alat-Alat yang dipergunakan
Alat-alat yang dipergunakan untuk sistem peminjaman Browne, yaitu:
a.       Label tanggal kembali, ditempelkan pada tiap-tiap buku.
b.      Kantong buku, untuk menempatkan kartu buku, ditempel pada bagian belakang buku.
c.       Kartu buku dimasukkan di kantong buku.
d.      Tiket untuk peminjaman, setiap buku satu tiket, diserahkan kepada pembaca, jumlahnya sesuai dengan ketentuan maksimal boleh meminjam buku. Pada setiap tiket peminjaman dituliskan nama dan alamat pembaca.
e.       Kotak tempat penyimpan tiket peminjaman.
f.       Penunjuk hari
g.      Formulir keanggotaan.

2.      Proses / Cara peminjaman
Mereka yang akan menjadi anggota perpustakaan harus mengisi formulir keanggotaan. Formulir ini mencatat nama pembaca dan alamat rumah, sehingga kalau pembaca lalai mengembalikan buku bisa ditegur. Jumlah tiket yang diberikan kepada setiap pembaca dicantumkan di formulir keanggotaan. Beberapa nama dan alamat rekan terdekat boleh dicantumkan sehingga kalau tidak berhasil menghubungi pembaca tersebut, bisa bertanya kepada teman karibnya itu.
Pembaca memperoleh tiket sebanyak maksimum ia boleh meminjam buku. Pada setiap tiket dituliskan nama dan alamat pembaca. Pada waktu peminjaman, pembaca menyerahkan tiket peminjaman yang diisi dengan kartu buku yang diambil dari buku yang mau dipinjam. Petugas membubuhkan cap tanggal buku harus dikembalikan pada slip tanggal kembali. Pembaca tidak usah menulis apa-apa di kartu buku atau pada formulir lain. Yang ia kerjakan hanya mencabut kartu buku dari kantong kartu buku yang menempel pada bagian belakang setiap buku. Pekerjaan ini jelas sangat mudah dan tidak memakan banyak waktu.
Peminjam yang banyak dan antre panjang dapat dilayani petugas dengan cepat. Yang perlu dikerjakan ialah memperhatikan apakah kartu buku tersebut benar dari buku yang dipinjam, dan tidak lupa membubuhkan stempel batas tanggal kembali pada buku.jadi pembaca tidak lupa bilamana buku paling lambat harus dikembalikan. Kemudian setelah pembaca reda petugas membubuhkan stempel tanggal kembali pada setiap kartu buku yang di pinjam tadi.
Memang seyogianya setiap buku yang dipinjam keluar, petugas harus membubuhkan stempel batas tanggal kembali dislip tanggal kembali dan kartu buku. Tetapi demi menjaga kecepatan dan melayani banyak pembaca yang terburu-buru, petugas bisa mengerjakan yang penting dan pokok terlebih dahulu. Kemudian mengecek setiap kartu buku yang bukunya dipinjam tadi dengan membubuhkan stempel batas tanggal kembali. Sesudah itu petugas perpustakaan munyusun kartu-kartu buku yang sudah berada pada kantong/tiket peminjaman tersebut menurut tanggal buku harus kembali. Karena begitu banyaknya kartu buku yang dipinjam untuk tanggal dan hari tersebut, maka disusun menurut urutan nomor panggil. Hal ini untuk memudahkan kalau buku dikembalikan oleh pembaca.
 3.      Proses / Cara pengembalian
Pada waktu mengembalikan, petugas melihat batas tanggal kembali, dan mengeceknya dengan batas petunjuk tanggal. Di sana ditemukan kartu buku dan tiketnya. Tiket/kantong peminjaman diberikan kepada peminjam, sedangkan kartu buku diambil dan dimasukkan kedalam kantong buku dibuku yang baru dikembalikan tadi.

4.      Keutungan Sistem Browne
Adapun keuntungan menggunakan sistem peminjaman Browne ini, yaitu:
a.       Sederhana
b.      Ekonomis
c.       Dapat melokasi buku apa saja yang dipinjam setiap saat.
d.      Dapat melokasi dan mengirim surat peringatan kepada peminjam yang melewati batas waktu pinjam.
e.       Memudahkan pemesanan buku oleh peminjam yang lain.
f.       Jumlah buku yang dipinjam oleh masing-masing pembaca mudah di kontrol.
g.      Tak ada penundaan pengembalian buku ke rak begitu setelah buku dikembalikan oleh peminjam.
h.      Pemilikkan tiket oleh pembaca membuktikan bahwa pembaca sudah tidak memiliki peminjaman lagi.

5.      Kerugian Sistem Peminjaman Browne
Adapun kerugian dari sistem peminjaman Browne ini, yaitu:
a.       Sebagai peminjaman manual cukup memakan waktu jika dibandingkan sistem peminjaman berkomputer.
b.      Mudah terjadi kesalahan dalam peminjaman dan pengembalian, terutama kalau petugas perpustakaan tidak tertib dan tidak adil.




PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Yang dimaksud dengan sistem peminjaman kuno ialah cara peminjaman yang dipergunakan sebelum adanya sistem baru yang lebih baik. Pada mulanya buku diciptakan sebagai alat untuk melestarikan informasi atau hasil kebudayaan. Kemudian pendapat itu berubah menjadi buku adalah untuk dipergunakan. Maka mulailah buku dipinjamkan. Proses inilah yang disebut sebagai sistem sirkulasi bahan perpustakaan.

Kemudian sistem peminjaman kuno di perpustakaan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu Sistem Dummy, Sistem Legder, Sistem Slip, Sistem Kartu Buku dan Sistem Peminjaman Browne. Dalam setiap masing-masing sistem mempunyai kekurangan dan kelebihan untuk digunakan di Perpustakaan seluruh dunia. 



DAFTAR PUSTAKA


Martoatmojo, Kamidi. 2009. Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka

Terimakasih atas kunjungannya. :)









Saturday, December 8, 2018

Naskah Drama Keong Mas Untuk 10 Orang Bahasa Indonesia


KEONG MAS



Pemeran Kelompok 4

1. Nurul Fauziyah sebagai Narator

2. Rika Widiana sebagai Galuh Ajeng

3. Desi Marwanti sebagai Candra Kirana

4. Azhar Haris Nasution sebagai King Daha

5. Elynda Endah Kartika sebagai Queen Dewi Sekar

6. Rina Rihadatul Anisah sebagai Queen Kahuripan & Old Man

7. Ida Puji Lestari sebagai Prince Inu Kertapati

8. Nindicka Nurul Fadhilah sebagai The Wizard

9. Annisa Rahman sebagai Mbok Rondo

10. Uswatun Hasanah sebagai Empress Kahuripan & Prince Inu’s Bodyguard





ADEGAN 1



(Pada suatu ketika, di Kerajaan Daha, hiduplah seorang raja dan ratu dengan dua putri mereka yang sangat cantik. Mereka bernama Galuh Ajeng dan Candra Kirana. Berita tentang kecantikan mereka telah menyebar ke berbagai negeri. Walaupun demikian, perhatian yang diberikan ratu kepada Candra Kirana sangat berbeda dibandingkan perhatian ratu kepada Galuh Ajeng.

Suatu hari, datanglah seorang pangeran mahkota gagah dan tampan bernama Raden inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan. Tujuan kedatangannya adalah untuk melamar salah satu dari putri Raja Daha, yaitu Candra Kirana. Kedatangannya disambut baik oleh Raja dan Ratu Kerajaan Daha.)



Raja                            : "Kemarilah putri - putriku!".

Candra Kirana          : ( Datang kepada Raja ).

Galuh Ajeng              : ( Mengikuti Kirana datang pada raja ). "Ayah, mengapa kau memanggil kami?".

Raja                            : "Oke putri - putriku, aku ingin mengatakan bahwa besok Pangeran Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan ingin berkunjung ke kerajaan kita".

Galuh Ajeng              : "Benarkah ?".

Raja                            : "Ya, benar".

Candra Kirana          : "Ayah, Apa tujuan Pangeran Inu Kertapati berkunjung ke kerajaan                                    kita?".

Raja                            : "Aku dan Pangeran Inu kertapati membuat sebuah kesepakatan. Aku akan memilih salah satu dari kalian untuk menikah dengan Pangeran Inu kertapati."

Galuh Ajeng              : ( Sangat senang ).

Candra Kirana          : "Menikah! ( terkejut ).

Galuh Ajeng              : Ayah, siapa yang akan kau pilih untuk menikah dengan Pangeran Inu kertapati ? Aku atau Kirana?" ( ingin tahu ).

Raja                            : "Aku akan memilihmu Kirana untuk menikah dengan  Pangeran Inu Kertapati". ( tersenyum ).

Candra Kirana          : Benarkah? ( kaget dan tersenyum ) Terimakasih Ayah, aku sangat gembira karena menikah dengannya adalah impianku.

Raja                           : "Ya aku tahu sayang, aku merasa senang karena ini bukan pilihan yang salah untukmu dan untuk kita. Oke, ayo siapkan segala sesuatu untuk pesta penyambutan  Pangeran Inu kertapati".



ADEGAN 2



(Raja dan Candra kirana meninggalkan ruangan itu, tapi Galuh Ajeng masih tetap di sana. Galuh Ajeng cemburu karena ayahnya memilih Candra Kirana untuk menikah dengan  Pangeran Inu kertapati.)



Galuh Ajeng    : "Aku tidak setuju dengan rencana pertunangan ini. Mengapa ayah memilih Kirana untuk menikah dengan Pangeran Inu kertapati? Mengapa bukan aku ? Padahal aku lebih cantik daripada Kirana. Ini tidak adil. Hanya aku yang akan menjadi istri Pangeran Inu kertapati bukan Kirana! Ummm, sekarang apa yang akan kulakukan?". ( Berpikir keras ). Ah, Aku harus mengatakannya pada ibu.





ADEGAN 3



(Di hari yang sama Kerajaan Kahuripan datang ke Kerajaan Daha untuk membicarakan tanggal pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu. Tapi Ratu Dewi sekar malah menyuruh Candra Kirana untuk menemui seseorang di luar istana)



Ratu Kahuripan                       : “Bagaimana keadaan kerajaan Daha, Raja Kertamarta? Sepanjang perjalanan aku melihat penduduk begitu makmur.”

Permaisuri Kahuripan             : “Iya benar. Sawah dan kebun sawit pun tampak subur terawat.”

Raja                                         : “Ya seperti inilah keadaan kami. Walaupun tidak sehebat dan
semakmur kerajaan Kahuripan, kami cukup bersyukur dengan yang kami punya.”

Ratu Kahuripan                       : “Ahhh, kamu mah selalu merendah.” Hahaha (tertawa renyah)

Permaisuri Kahuripan             : “Ouhiya, dimana Candra Kirana? Sedari tadi tak kulihat paras ayunya                  .

Raden Inu                               : “Iya dimana calon permaisuriku?” (melihat kesekeliling istana)

Ratu Dewi Sekar                     : “Ahh, dia sedang keluar istana.”

Raden Inu                               : “Benarkah? Padahal aku ingin melihat wajah cantiknya.”

Permaisuri Kahuripan             : “Setuju anakku, aku juga sangat ingin berjumpa dengannya.”



Raja                                         : “Sayang, Kenapa dia keluar istana? Padahal aku sudah memberitahu bahwa Kerajaan Kahuripan akan datang kemari.”

Ratu Dewi Sekar                     : “Aku pun tidak tahu, dia tidak mengatakan alasannya kepadaku.”

Permaisuri Kahuripan             : “Baiklah, tidak apa-apa.”

Pangeran Inu                           : “Yah, sayang sekali.” (sedikit merasa kecewa)

Ratu Kahuripan                       : “Ahh, kalau Galuh Ajeng, apakah ia juga sedang keluar bersama Kirana?” (berbicara kepada Ratu Dewi sekar)

Ratu Dewi Sekar                     : “Tidak Ratu, dia sedang ada di kamarnya. Sebentar akan aku panggilkan.” (memanggil Galuh Ajeng)



(Kemudian, Galuh ajeng datang bersama Ratu Dewi Sekar)



Permaisuri Kahuripan             : “Wah, Galuh Ajeng cantik sekali kamu”

Ratu Kahuripan                       : “Benar. Kamu sangat cantik Galuh Ajeng.”

Galuh Ajeng                            : (tersenyum) “Terima kasih ratu dan permaisuri.”



(Di tengah-tengah perbincangan, Ratu Dewi Sekar tiba-tiba berbicara hal mengejutkan kepada Pangeran Inu)



Ratu Dewi Sekar                     : (berbicara kepada pangeran) Pangeran, apakah dirimu tidak ingin menikahi Galuh Ajeng saja? Dia jauh lebih cantik dan baik dari Kirana bukan?

Galuh Ajeng                            : (tersenyum bahagia)

Pangeran Inu                           : “Tidak! Aku tidak mencintai Galuh Ajeng. Candra Kirana satu-satunya yang mencuri hatiku !” (dengan nada tegas)

Ratu Dewi Sekar                     : (terkejut dan sedikit kesal dengan jawaban Pangeran Inu)

Permaisuri Kahuripan             : “Tenanglah nak, Ratu Dewi Sekar hanya sekedar bertanya” (berbicara halus kepada Raden Inu)

Galuh Ajeng                            : (merasa sedih dan kesal lalu menuju ke kamarnya dengan tergesa-gesa)







ADEGAN 4



(Setelah mendegar pernyataan Raden Inu, Galuh Ajeng pun kesal dan menuju ke kamarnya. Dan kemudian Ratu Dewi Sekar pun ikut memasuki ruangan Galuh Ajeng.)



Galuh Ajeng    : “Aku sangat membenci Kirana. Dia sudah merebut pangeranku.”

Ratu  Dewi      : “Jangan sedih, sayang. Kamu akan mendapatkan dia, aku janji sayang.”

Galuh Ajeng    : “Bagaimana, bu?”

Ratu Dewi       : “Kamu harus menyingkirkan Candra Kirana. Kamu harus membunuhnya!”

Galuh Ajeng    : “Apa? Tidak, bu. Aku tak bisa. Aku takut jika ayah tahu yang kulakukan.”

Ratu Dewi       : “Emm atau kita pergi ke penyihir saja?”

Galuh Ajeng    : “Okay, bu. Ide bagus. Ayo kita pergi!”





ADEGAN 5



(Setelah itu, Galuh Ajeng dan Ibunya pergi ke penyihir.)



Ratu                : “Aku punya sebuah pekerjaan untukmu. Pak...”

Penyihir           : “Apa itu?”

Ratu                : “Aku ingin kau membunuh Candra Kirana.”

Penyihir           : “Tidak. Aku tak bisa.”

Galuh Ajeng    : “Mengapa?”

Penyihir           : “Aku takut. Karena pekerjaanku bukan untuk membunuh seseorang.”

Galuh Ajeng    : “Lalu, apa yang akan kau lakukan untuk menyingkirkan Candra Kirana?”

Penyihir           : “Aku dapat merubahnya menjadi keong mas.”

Galuh +Ratu   : “Baiklah.”

Penyihir           : “Ini untukmu. (memberikan sebuah botol ramuan) ini dapat merubah Candra Kirana menjadi keong mas. Kamu harus memercikkan ramuan ini pada tubuhnya dan ucapkan mantra.‘abracadabra’ ingat, setelah dia berubah menjadi keong, kamu harus membuangnya ke sungai. Jika dia bertemu cinta sejatinya , itu akan merubahnya mmenjadi Candra Kirana lagi.”

Galuh Ajeng    : “Okay. Aku akan ingat itu. Terimakasih.”

Penyihir           : “Sama - sama.”



(Ratu Dewi dan Galuh segera meninggalkan tempat penyihir dan kembali ke istana)





ADEGAN 6



(Pada malam hari saat Candra Kirana akan pergi tidur, Galuh Ajeng pergi ke kamar Kirana)



Candra Kirana : “Ooh, Aku sangat mengantuk. Jam berapa sekarang? 10 p.m.? Okay, sekarang waktunya tidur.”

Galuh Ajeng      : (berbisik). “Kirana akan pergi tidur. Aku harus menyiramkan ramuan ini segera.”

Candra Kirana : “Ajeng, Apa yang kau lakukan disini?”

Galuh Ajeng    : “Tidak, Aku tak dapat tidur. Aku ingin tidur disini malam ini.”

Candra Kirana : “Oh, baiklah. Dan apa itu? Botol di tangan kananmu?”

Galuh Ajeng      : “Umm (panic) tidak ada. Kau tahu saat malam hari kadang - kadang Aku...Aku...Aku haus.”

Candra Kirana : “Oh okay, ayo tidur...”

Galuh Ajeng    : (menyiramkan ramuan)”blab la bla.”

Candra Kirana : “Apa? Apa yang kau lakukan? Ayah!!!!

Galuh Ajeng    : “Selamat tinggal Kirana.... Aku akan membuangmu ke sungai!”

Candra Kirana : (berubah menjadi keong) “Oh Tuhan... Apa yang terjadi padaku? Aku merasakan tubuhku menjadi kecil dan ada sesuatu yang keras di belakangku. Apa yang terjadi padaku???”





ADEGAN 7



(Di istana, keluarga kerajaan sedang sarapan pagi. Raja mencari  Candra Kirana.)



Raja                 : “Ibu, apakah kau tahu dimana Kirana? Aku tak melihatnya pagi ini. Dia seharusnya sarapan bersama kita sekarang. Candra Kiraaa....”

Ratu                : “Oh, kau berlebihan, Ayah. Dia masih tidur sekarang.

Raja                 : “Tidak, bu. Dia biasanya bangun lebih dulu di istana ini. Apa kau tahu, dimana dia, Galuh?”

Galuh Ajeng    : “Tepatnya, Aku tak tahu dimana dia, Ayah.”

Raja                 : “Aku akan mengeceknya di kamarnya. (pergi ke tingkat atas dan mengecek Kirana di kamarnya) Tidaak..!!! Dimana dia??? Bu, Kirana tidak ada di ruangannya!!! Aku harus mencari dia sekarang. Ibu, tolong beritahukan Pangeran Inu apa yang terjadi. Dan Galuh, cari dia di istana ini. Aku akan temukan Candra Kirana.”

Ratu                : “Okay, berhati - hatilah, Ayah! (Ayah pergi)Ajeng, kita berhasil! Kita melakukannya!.”

Galuh Ajeng    : “Ya, bu. Aku sangat gembira karenanya.”

Ratu                : “Apa yang kau lakukan padanya?”

Galuh Ajeng    : “Aku hanya menyiramnya dengan ramuan ajaib dan tiba - tiba dia berubah menjadi keong mas.”

Ratu                : “Oh, betapa kejamnya kamu. Tapi aku sangat gembira karenanya! Hahaha. Let’s have a high five.”





ADEGAN 8



(Mbok Rondo mencari ikan di sungai.)



Mbok Rondo   : (singing) “Yeah, Aku selalu melakukannya di pagi hari. Temukan ikan di sungai. Aku menjual beberapa ikan yang kudapatkan, dan beberapa ikan akan menjadi makananku. Oh... (memancing dan menemukan hal aneh) Hey, apa itu? Itu emas dan berkilau! Mungkin itu emas? Oh... itu keong. Keong emas. Hewan yang langka. Aku akan membawanya ke rumah.”













ADEGAN 9



(Setelah Mbok rondo pergi ke sungai, dia kembali ke rumah dan menaruh keong mas itu kedalam sebuah ember, dan kemudian dia beristirahat di sebuah kursi. Dia kelihatan sedih karena hari ini dia tak dapat ikan di sungai.)



Mbok Rondo   : " Aku sangat lapar , tapi aku tak punya makanan untuk kumakan. Aku tak mendapatkan ikan di sungai. Aku harus pergi kesungai untuk memancing lagi".



(Kemudian, Mbok Rondo meninggalkan rumah dan pergi ke sungai. Saat Mbok rondo pergi ke sungai, keong mas berubah menjadi Candra Kirana.)



Candra Kirana : ( berpikir) " Mengapa aku ada disini? Oh ya Aku ingat. Seorang wanita tua mengambilku dan menaruhku di sebuah ember. Hmmmm, wanita tua itu kasihan, dia lapar tapi dia tak punya makanan. Sebelum dia kembali, aku harus menyiapkan makanan untuknya".



(Pada sore hari Mbok rondo kembali ke rumah dan dia tak mendapatkan ikan. Wajahnya kelihatan lelah dan sedih. Saat Mbok rondo tiba di rumah, Candra Kirana berubah menjadi keong . Mbok rondo terkejut saat melihat beberapa makanan di meja. Dia terkejut.)



Mbok Rondo : " Siapa yang mengirimiku makanan? Makanan ini kelihatan lezat . Ooohh Terimakasih Tuhan untuk makanannya. Akhinya Aku mempunyai makanan untuk kumakan".





ADEGAN 10



(Setiap hari setelah kembali dari sungai  Mbok rondo selalu menemukan makanan enak diatas meja. Suatu hari, Mbok rondo ingin tahu tentang makanan itu. Di siang hari dia berpura - pura pergi ke sungai padahal sebenarnya dia menyembunyikan dirinya di belakang rumah untuk menguping. Tiba - tiba Mbok rondo terkejut saat melihat keong mas didalam ember berubah menjadi seorang gadis cantik dan gadis itu sedang memasak makanan dan menyiapkannya diatas meja. Dan kemudian Mbok rondo memberikan dirinya untuk bertanya pada gadis itu.)



Mbok Rondo   : " Siapa kau gadis cantik? Dan kau darimana?"

Candra Kirana : ( melihat kebelakang dan terkejut ). “Aku...Aku...Aku Candra kirana. Aku adalah putri dari Kerajaan Daha. Saudariku memberiku sebuah mantra ajaib dan kemudian aku berubah menjadi keong, dan dia membuangku di sungai dan kemudian kau membawaku dan menaruhku di sini.

Mbok Rondo : ( merasa kasihan ) " Saudarimu sangat jahat padamu. Aku merasa sedih saat mendengar ceritamu putri. Namaku Mbok rondo, Jika kau mau kau dapat tinggal di rumahku".(senyum).

Candra Kirana : "Terimakasih banyak Mbok rondo". ( Wajah gembira ).









ADEGAN 11



(Saat Pangeran Inu kertapati tahu tentang hilangnya Candra Kirana, Pangeran mengkhawatirkan Candra Kirana. Di suatu pagi, Pangeran Inu dan Pengawalnya melanjutkan mencari Candra Kirana. Penyihir mendengar berita tentang Pangeran Inu yang mencari Candra kirana. Penyihir itu khawatir jika Pangeran Inu dapat menemukan Candra kirana. Dia mencoba mencari Pangeran Inu kertapati dan kemudian dia menemukannya di dalam hutan. Dia kemudian merubah dirinya menjadi seorang petani  dan dia mendekatinya.)



Pengawal         : Pangeran, Pangeran. Sepertinya ada seseorang yang mengikuti kita di belakang!

Pangeran         : Benarkah?



(tiba-tiba penyihir muncul di depan mereka)



Pangawal         : ( terkejut & mengeluarkan pedang). "Siapa kau?".

Penyihir           : "Apakah kau Pangeran Inu?"

Pengawal         : (menjulurkan pedang ke penyihir) “ Apa yang hendak kau lakukan wahai petani?”

Pangeran Inu   : " Tenang. Ya, aku Pangeran Inu kertapati, Bagaimana kau tahu?".

Penyihir           : " Apa kau sedang mencari Putri mu?"

Pangeran Inu   : " Ya, kau benar. Apa kau tahu dimana Putri ku?".

Penyihir          : " Ya, aku tahu jika kau ingin bertemu dengan putri mu, kau harus pergi ke Desa Dadapan karena putri mu tinggal disana. Arah untuk pergi ke Desa Dadapan kamu harus berjalan lurus sampai kau menemukan sungai dan kemudian kau belok kiri..

Pangeran Inu   : " Terimakasih atas bantuanmu".

Penyihir           : " Ok, Pangeran Inu". ( Senyum ).







ADEGAN 12



(Dan kemudian Pangeran Inu dan Pengawal berjalan jauh mengikuti arah yang diberikan oleh seorang petani di hutan. Pangeran Inu pun  menemukan sungai. Saat  Pangeran Inu akan belok kiri , Pangeran  bertemu dengan seorang kakek tua. Sebenarnya kakek tua itu adalah pertapa sakti.)



Kakek tua          : " Tuan, tolong bantu aku. Aku belum makan selama beberapa hari. Aku lapar.

Pengawal           : “Hati-hati pangeran, jangan-jangan dia orang jahat yang menyamar!”

Pangeran Inu   : (mendekati kakek tua) " Aku punya makanan, aku akan memberikannya padamu, aku harap kamu tidak lapar lagi jika kammu sudah makan makanan ini". ( Memberikan makanan ).

Kakek tua        : ( Menerima makanan ). " Terimakasih, anak muda. Oh ya, kamu jangan mengikuti arah yang diberikan oleh petani di hutan, karena dia sebenarnya seorang penyihir. Dia berbohong tentang arah itu".

Pangeran Inu   : " Benarkah? Apa yang harus kulakukan?".

Kakek tua          : " Kamu harus berjalan menyusuri sungai ini dan kemudian kau akan menemukan desa dadapan".

Pangeran Inu   : " Terimakasih banyak".

Kakek tua        : " Ya, hati - hati".

Pangeran Inu   : " Oke, sampai jumpa".



( Kemudian, Pangeran Inu berjalan meninggalkan kakek tua itu ).



Pengawal         : “Haruskah kita mempercayai arahan dari kakek tua itu pangeran?”

Kakek tua        : “Tentu saja, sepertinya ia memang orang baik”. (melanjutkan perjalanan)







ADEGAN 13



(Setelah berjalan jauh Pangeran Inu kertapati & Pengawal sampai ke desa dadapan dan Pangeran Inu melihat sebuah gubuk.)



Pengawal         : “Pangeran seperti kita harus istirahat sejenak.”

Pangeran Inu   : " hmmmmm, benar. Mungkin kita dapat beristirahat sebentar di gubuk itu



(Pangeran Inu berjalan mendekati gubuk itu dan mengetuk pintu )



Pangeran Inu   : Permisi!".

Candra Kirana : " Ya, tunggulah sebentar". ( Membuka pintu ).

Pangeran Inu   : ( Terkejut ) "Kirana!".

Candra Kirana : ( Terkejut ) "Pangeran Inu".

Pangeran Inu   : ( Meraih tangan Kirana ) "Aku menghabiskan hari - hariku untuk mencarimu  Kirana, sekarang ayo kembali ke Kerajaan dan menikah denganku, Ayahmu selalu menunggumu".

Candra Kirana : " Terimakasih banyak Pangeranku. Kau telah menyelamatkan hidupku karena mantra dari penyihir akan hilang saat aku bertemu denganmu".



(Tiba - tiba Mbok rondo datang.)



Mbok Rondo   : "Siapa dia Kirana?".

Candra Kirana : " Ini Pangeran Inu dan membawaku kembali ke Kerajaan tapi aku tak dapat meninggalkanmu sendirian". ( sedih ).

Mbok Rondo  : " Tak apa Kirana , kamu harus kembali ke Kerajaan. Aku tahu kau merindukan keluargamu.

Pangeran Inu   : " Mbok Rondo ayo pergi ke Kerajaan Daha bersama". ( Senyum ).

Mbok Rondo  : ( menganggukkan kepala ). " Terimakasih Pangeran Inu kertapati dan Putri Candra Kirana".



(Akhirnya Pangeran Inu kertapati dan pengawalnya membawa Candra Kirana dan Mbok rondo ke Kerajaan Daha. Candra kirana mengatakan tentang perbuatan jahat Galuh Ajeng pada Raja. Raja meminta maaf pada Candra Kirana dan Galuh Ajeng mendapat hukuman tapi Galuh Ajeng merasa takut dan dia kabur ke hutan. Akhirnya Pangeran Inu kertapati dan Candra kirana menikah dan mereka hidup bahagia selamanya.)