Tuesday, December 20, 2016

Contoh Makalah Cerita Rakyat Lengkap Serta Baik dan Benar



LEGENDA KELEKUP GANGSA ULAR NAGA DI DANAU RANAU


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Afiati Handayu DF


Disusun Oleh
Azhar Haris Nasution
16140023



Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2016/2017



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan kesempatan yang diberikan-Nya sehingga Makalah yang berjudul “ Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di Danau Ranau ” ini dapat penulis selesaikan. Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Bahasa Indonesia. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang cerita rakyat terutama asal usul nama  suatu daerah ataupun tempat yang ada di Indonesia.
            Selama penyusunan makalah ini, penulis masih menemui banyak hambatan dan kesulitan diantaranya disebabkan oleh keterbatasan waktu, bahan serta pengetahuan. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu atas kesalahan serta kekurangannya penulis mohon maaf.
            Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran yang bersifat membangun juga sangat penulis harapkan.

                                                                       Yogyakarta, 14 Desember 2016

                                                                                       Penulis






DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
KATA PENGANTAR ....................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................................1
B.     Tujuan Penulisan .................................................................................2
C.     Rumusan Masalah ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Cerita Rakyat ....................................................................3
B.     Jenis – Jenis Cerita Rakyat .................................................................3
C.     Contoh Cerita Rakyat .........................................................................3

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...........................................................................................6
B.     Saran.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................7






BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Di Indonesia tumbuh berbagai cerita rakyat dengan corak dan budaya yang beranekaragam. Cerita rakyat itu sendiri memiliki beberapa jenis. Diantaranya, ada yang berupa fabel (cerita binatang), legenda (cerita tentang asal usul suatu tempat), mite (cerita tentang makhluk halus), dan sage (cerita tentang kepahlawanan).
            Cerita rakyat adalah yang bersumber hikayat-hikayat warisan bangsa, yang diungkapkan dari satu generasi ke generasi tanpa disandarkan kepada pendirinya (Thu'aimah 1998: 202). Cerita rakyat yang berkembang di Indonesia sangatlah banyak, seperti contoh Danau Toba, Malin Kundang, Roro Jonggrang, Putri Duyung, dan lain-lain. Termasuk cerita rakyat yang berkembang di Provinsi Lampung, tepatnya di Kabupaten Lampung Barat yaitu Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di Danau Ranau.
            Pesan moral yang kita dapatkan apabila mendengarkan cerita Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di Danau Ranau, diantaranya tentang kekeluargaan, menjauhi perbuatan jahat dan selalu berbuat baik. Pesan moral yang disampaikan baik melalui peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh-tokohnya ataupun yang diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung melalui tingkah laku tokoh-tokohnya.


B. Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
1. Mengetahui pengertian dari cerita rakyat.
2. Mengetahui jenis-jenis cerita rakyat.
3. Mengetahui legenda dari kelekup gangsa ular naga di danau ranau.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan cerita rakyat?
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis cerita rakyat!
3. Bagaimanakah legenda kelekup gangsa ular naga di danau ranau?











BAB II
                                                PEMBAHASAN

A. Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di masyarakat, dan disampaikan secara turun-menurun. Sementara itu menurut Thu’aimah, Cerita rakyat adalah yang bersumber hikayat-hikayat warisan bangsa, yang diungkapkan dari satu generasi ke generasi tanpa disandarkan kepada pendirinya.

B. Jenis-Jenis Cerita Rakyat
Jenis-jenis cerita rakyat ada Empat, yaitu :
      1.      Fabel adalah jenis cerita rakyat yang pelaku atau tokoh dalam cerita adalah hewan.
      2.      Legenda adalah cerita rakyat yang mengisahkan asal-usul suatu tempat atau daerah.
      3.      Mite adalah cerita rakyat yang mengisahkan kehidupan dewa-dewi atau yang berhubungan dengan makluk halus.
      4.      Sage adalah bentuk cerita rakyat yang bercerita tentang kepahlawanan.

C. Contoh Cerita Rakyat
Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di Danau Ranau
            Pada zaman dahulu kala, awal mula adanya penduduk yang mendiami Pekon Way Mengaku sekitar keturunan yang ke III (anak-anak dari Sebuay). Sebagaimana dalam sejarah bahwa suami dari Sebuay adalah seorang laki-laki dari Gunung Aji Ranau yang datang ke Pekon Way Mengaku dan menemukan jodohnya pada Sebuay dalam bahasa Lampung "Bakas Semanda". Yaitu seorang perempuan yang mengambil seorang laki-laki dan dalam hidupnya sehari-hari, kegiatan keluarga laki-laki secara utuh mengikuti pihak istri. Bahkan akan terus mengikuti kegiatan secara utuh hingga akhir hayatnya.
            Dari perkawinan tersebut lahir 7 (tujuh) orang anak semuanya laki-laki yang masing-masing punya panggilan atau pengurau, yaitu Umpu Suat, Se Bebigor, Se Batin Balak, Se Mandi Walay, Se Jambi dan Se Gundang Caring atau Sekutu Ni way.
            Ketujuh orang anak-anak dari Sebuay tersebut, bagi warga yang masih anak keturunan memanggilnya dengan nama panggilan "Tian Pitu Jong". Mereka berpencar untuk meneruskan kehidupan di luar Pekon Way Mengaku ke seluruh penjuru Daerah Provinsi Lampung bahkan sampai Provinsi Banten. Hingga kini yang masih terlacak dan di ketahui keberadaannya dari 6 (enam) keturunan yang lain dari adik-adiknya, yaitu berada di :
  1. Tanjung Heran Sukau;
  2. Penggawa Lima Tengah Krui dan Sekuting Liwa;
  3. Ngambur Krui;
  4. Pangkul, Way Gelang Semaka (Tanggamus);
  5. Tanjungan Kalianda (Lampung Selatan) dan
  6. Banton atau Provinsi Banten.

            Di dalam keluarga tersebut ada sebuah b
enda pusaka berupa Kentungan atau disebut dalam bahasa Lampung adalah "Kelekup Gangsa". Kelekup Gangsa tersebut digunakan untuk memberi tanda-tanda kepada semua anggota keluarga untuk berkumpul ataupun sedang ada bahaya.
            Konon ceritanya, Kelekup Gangsa tersebut bilamana dibunyikan dengan dipukul atau ditabuh maka bunyinya akan sampai ke Pulau Jawa sekitar daerah Banton/Banten. Karena itulah sebabnya, ada salah satu keturunan dari Pekon Way Mengaku yang berada di daerah Banten dan memiliki keturunan hingga kini.
            Seiring dengan perkembangan waktu, maka pihak keluarga suami dari Sebuay mengetahui akan hal ikhwal ini. Keajaiban dari harta pusaka Sebuay berupa Kelekup Gangsa atau Kentungan, sehingga menimbulkan niat kurang baik dari saudara-saudara pihak keluarga (suami Sebuay) untuk mencuri Kelekup Gangsa.
            Hingga pada suatu hari, sekelompok orang (saudara suami Sebuay) pun benar-benar mencuri Kelekup Gangsa tersebut. Dan setelah berhasil mencuri Kelekup Gangsa tersebut, sekelompok pencuri itu berlari meninggalkan desa tetapi mengingat perjalanan yang akan ditempuh jauh, dengan berjalan kaki, dan melewati hutan belantara. Maka, perjalanan tersebut baru sampai di Danau Ranau pada waktu sore hari. Dan demi keamanan, Kelekup Gangsa itu juga dimasukkan ke dalam air Danau Ranau, lalu akan meneruskan perjalanan pada keesokan harinya.
            Pada keesokan harinya, saat akan meneruskan perjalanan, ternyata Kelekup Gangsa tersebut sudah berubah menjadi Seekor Ular Naga. Itulah sekilas cerita tentang legenda Ular Naga di Danau Ranau milik Pribumi Way Mengaku. Dan hingga kini masih melegenda pada masyarakat Pribumi Asli Way Mengaku dan menjadi warahan dari zaman ke zaman karena tidak ada berupa buku dokumentasi yang mencatat sejarah dan kisah ceritanya. Warahan sendiri dalam bahasa Lampung memiliki arti cerita zaman dahulu yang disebarkan secara lisan.
            Dan itu pula yang menyebabkan enam keturunan yang lainnya hingga kini masih menetap di tempat-tempat yang disebutkan diatas. Bahkan telah menyebar luas dan mempunyai banyak keturunan dimana-mana. Dikarenakan kentungan untuk memanggil pulang dan mengupulkan mereka berupa Kelekup Gangsa telah berubah menjadi Seekor Ular Naga di Danau Ranau.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
                    Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di masyarakat, dan disampaikan secara turun-menurun. Jenis-jenis cerita rakyat ada empat yaitu Fabel (cerita tentang hewan), Mite (cerita yang berhubungan dengan makluk halus), Sage (cerita rakyat yang bercerita tentang kepahlawanan), dan Legenda ialah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah (Moeliono, 1988:508).
            Salah satu contoh cerita rakyat adalah Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di Danau Ranau. Cerita rakyat ini sangat terkenal bagi masyarakat Lampung Barat. Kelekup Gangsa adalah benda pusaka milik keluarga Sebuay yang digunakan untuk mengumpulkan semua keluarga keturunan ataupun pertanda bahaya. Konon ceritanya, Kelekup Gangsa tersebut bilamana dibunyikan dengan dipukul maka bunyinya akan sampai ke daerah Banten. Pada suatu hari Kentungan itu dicuri oleh seorang keluarga suami Sebuay. Dan pada saat perjalanan membawa Kentungan tersebut, pencuri itu berhenti sejenak di Danau Ranau karena hari sudah malam. Dan dimasukkanlah Kentungan tersebut ke dalam Danau Ranau agar tidak diketahui orang lain. Dan saat akan melanjutkan perjalanan, Kentungan itu sudah menjadi Seekor Ular Naga yang mendiami Danau Ranau, Dan hingga saat ini masih banyak warga yang percaya bahwa Ular Naga itu memang benar-benar ada keberadaannya di Danau Ranau.
B. Saran
1. Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari cerita ini.
2. Semoga cerita rakyat ini dapat dikenal lebih luas lagi oleh banyak orang. Terutama seluruh masyarakat Lampung bahkan Indonesia, sehingga cerita ini tidak hanya dikenal dan dilestarikan oleh masyarakat Lampung Barat saja.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. “Jenis-Jenis dan Ciri-Ciri Cerita Rakyat”. Dalam http://www.acehlook.com/jenis-jenis-dan-ciri-ciri-cerita-rakyat/. Diakses pada tanggal 12 Desember 2016, Pukul 19:00 WIB.

Fadhly, Muhammad Wildan. 2009. “Legenda Kelekup Gangsa Ular Naga di Danau Ranau”. Dalam http://www.mwfadhly.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 14 Desember 2016, Pukul 20:30 WIB.

Iper, Dunis dkk. 1998. Legenda dan Dongeng Dalam Sastra Dayak Ngaju. Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik SMA/MAK Kelas X. Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang Kemdikbud.

Nisa, Khoirun. 2015. “Makalah Cerita Rakyat Perjalanan Ki Ageng Pandanaran ke Jabalkat”. Dalam http://www.chornessa17.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 11 Desember 2016, Pukul 16:00 WIB.

Notosudirjo, Suwardi. 1990. Kosakata Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Kanisius.
 



Lebih rapihnya bisa buka link di bawah ini :

https://www.drive.google.com/open?id=0B2IT85CY9oDOUFlMeXZmcFF2T0lfeVItNi1qVzVaT3lYNE5z

Sunday, November 27, 2016

Naskah Drama Keong Mas Untuk 6 Orang



Hollaaa Semua,

Aku balik lagi mau share tentang Drama Keong Mas yang pernah Aku dan teman2ku perankan saat kelas XI Semester Genap, tepatnya kita tampil tanggal 16 Mei 2015. Ehmmm udah lama juga yaa :’).

Disekolah kami, Pementasan Drama merupakan salah 1 agenda wajib oleh beberapa guru pengampu pelajaran Bahasa Indonesia. Jadi, tidak semua kelas ada pementasan drama, hanya yg diampu oleh guru tertentu saja. Dan untuk kelas saya sendiri, waktu itu terbagi atas 5 kelompok dengan anggota 5-7 orang. Dan kelompok saya sendiri waktu itu terdiri dari 6 orang yang diantaranya 5 perempuan dan 1 laki-laki :D.
All Pemain Drama Keong Mas

Kelompok kami memilih untuk memerankan Drama Keong Mas karena menurut kami karakter yang ada dalam kisah keong mas bisa cocok apabila diperankah oleh masing2 anggota kelompok kami. Walaupun untuk tokohnya terdapat 2 laki-laki tetapi tidak masalah diperankan oleh perempuan karena anggota kelompok kami tsb sedikit tomboiii Hehehe :D.

Untuk persiapan Drama Keong Mas kami menghabiskan ±2 minggu, dan kami waktu itu menggunakan cara Dubbing untuk pementasannya. Selain itu, kami juga menyisipkan beberapa lagu di dalam drama, agar penonton tidak bosan, kami waktu itu meyisipkan lagu dari Cita Citata Goyang Dumang & Goyang Caesar, jadi kami bukan hanya drama tapi juga berjoget ria saat pementasan wkwkwk :’D.

Joget Goyang Dumang duluuu :D

Selanjutnya saya akan memperkenalkan anggota kelompok saya dan perannya sebagai siapa di Drama Keong Mas..

1.
Diriku Sebagai Raja Daha :)

2.
Jemima Wine Sebagai Galuh Ajeng

3.
Angelica Septya Sebagai Galuh Chandra Kirana


4.
Shelly Wulandari Sebagai Penyihir


5.
Syaifana Diana Sebagai Raden Inu Kertapati


6.
Vera Wati Sebagai Nenek / Mbok Rondo


Okedeh, langsung saja bagi yang mau menggunakan Naskah Drama Keong Mas silahkan check it out!!



Naskah Drama /DONGENG“Keong Mas”

Tokoh :
1.     Raja Daha                              Diperankan oleh Azhar
2.     Dewi Galuh Candra Kirana      Diperankan oleh Angel
3.     Galuh Ajeng ( Ajeng)              Diperankan oleh Jemima
4.     Penyihir                                  Diperankan oleh Shelly
5.     Nenek dari Desa Dadapan        Diperankan oleh Vera
6.     Raden Inu Kertapati                 Diperankan oleh Syaifana
7.      Narator          
                                  
ADEGAN 1

(Pada Zaman Dahulu Kala, di Istana Kerajaan Daha , hiduplah seorang Raja bernama Raja Daha bersama dua putrinya yang cantik jelita. Putrinya yang bernama Dewi Galuh Candra Kirana adalah seorang perempuan yang ramah dan cantik. Dia akan dinikahkan dengan pangeran dari kerajaan kahuripan, Raden Inu kertapati.)
Raja Daha            : “ Putriku, kemarilah!” ( Memanggil kedua putrinya)

Kirana                   : ( Menghampiri) Ada apa, pa?

Ajeng                    : ( Datang menyusul di belakang Kirana) Apakah Papa juga memanggilku?

Raja Daha            : Iya, putriku. Ada yang ingin Papa sampaikan pada kalian berdua. Besok, Raden                                               Inu Kertapati dari kerajaan Kahuripan akan datang kemari.

Ajeng                    : Lalu kenapa? Apa hubungannya sama kami, pa?

Raja Daha            : Papa sudah membuat perjanjian dengan Ayahnya, bahwa Papa akan menikahkan                         salah satu putri Papa dengan Raden Inu.

Ajeng                    : ( Berbinar senang) Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Inu,                           Papa?

Raja Daha            : Kami sudah sepakat untuk menikahkan Candra Kirana dengan Raden Inu                               Kertapati..

Kirana                   : ( Tersenyum gembira sambil menghampiri Raja Daha)
                               Thank you so much, Papa…Aku sangat bahagia sekali. Pernikahan ini adalah                                impianku sejak kecil….

Raja Daha            :  Benarkah putriku? Kalau begitu memang tidak salah, Papa memilihmu                                 sebagai calon isteri Raden Inu. Ayo, kita persiapkan segala sesuatunya untuk                                 menyambut kedatangan Raden Inu besok.

(Raja Daha dan Candra Kirana meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Galuh Ajeng . Meskipun Candra Kirana dan Ayahnya bahagia dengan pernikahan ini, ternyata Galuh Ajeng mempunya pendapat yang berbeda. Dia merasa marah dan kecewa.)

Ajeng    : “Aku tidak setuju mengenai pernikahan ini! Kenapa harus Kirana yang dipilih dan bukan aku!? Padahal secara nyata jelas aku yang lebih cantik dari dia!! Huh, ini tidak adil! Hanya aku satu-satunya yang menjadi isteri Raden Inu!! Hanya aku, bukan Kirana! Sekarang apa yang harus kulakukan? ( Berpikir keras sembari mondar-mandir)
              “ AHA! Aku punya Ide yang cemerlang!”

ADEGAN 2

(Galuh Ajeng yang membuat sebuah rencana buruk untuk Kirana segera pergi ke dalam hutan untuk menemui seorang penyihir.)

Ajeng                  :  Permisi!! Apa ada orang di sini!??
 
 Penyihir               : Oh, yes! Silahkan masuk gadis cantik, kemarilah….
 
Ajeng                  :  Hmm, aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!
 
Penyihir               :  Kamu ingin aku melakukan apa?
 
Ajeng                  : Aku ingin pernikahan Kirana dengan Raden Inu dibatalkan!!
 
Penyihir               : ( Manggut-manggut) Oh..ya..ya…ya aku mengerti maksudmu. Lalu kamu ingin aku                      melakukan apa untuk Kirana? Mengutuknya?? Kutukan apa yang kamu inginkan? Berupa racun mematikan atau aku mengutuknya terkena tetanus!!?

Ajeng                    : Semuanya aku serahkan padamu! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!!

Penyihir               : Ok, aku akan mengutuk Candra Kirana sehingga dia tidak dapat menikah dengan                            Raden Inu!!

Ajeng                    : ( Tersenyum senang) Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan                          penyihir sepertimu! Ini uang sebagai upah awal untukmu. Nanti kalau kutukanmu                             berhasil, aku akan memberikan lebih banyak lagi!!

Penyihir               : ( Menerima uang itu) Tentu saja! Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan                              untuknya…
                             ( Masuk ke dalam)

Ajeng                    : Akan kutunggu kabar darimu, penyihir!! Sampai jumpa!!( melambaikan tangan dan berbicara sendiri dengan sinisnya) Hahhaahaha…..Candra Kirana, saudaraku yang malang!! Sungguh kasihan sekalin dirimu! Hahahaha!!!


ADEGAN 3

(Setelah meminta bantuan pada penyihir, Galuh Ajeng kembali ke Istana dan ingin bertemu Raja Daha.)

Ajeng                    :  Papa…papa…papa dimana? Ada yang ingin aku bicarakan!!

Raja Daha            : Ada apa putriku?

Ajeng                    : Ini tentang Candra Kirana, Papa.” ( Pura-pura panik)

Raja Daha            : Ada apa dengannya?

Ajeng                    : Dia…dia ternyata selama ini menjalin hubungan dekat dengan salah satu                               pengawal kita, Pa…! Ini, aku menemukan surat cinta yang ditulis oleh Kirana untuk                               pengawal itu di kamarnya!


Raja Daha            : ( Membaca surat itu dan murka) APA??! Dasar gadis nakal, anak tak tahu diri!                                                 Sudah mau menikah malah bercinta sama pengawal kurang ajar itu!
Ajeng                    : Papa, sabar pa…sabar… ( Menenangkan dan diam-diam dia tersenyum sinis)

Raja Daha            : Kirana!! Kirana!!!

Kirana                   : Ada apa , Pa?

Raja Daha            : Ada apa, kamu bilang!? Baca ini!! ( Melempar surat itu ke muka Kirana)
                                Berani sekali kamu, yaa…!!

Kirana                   : ( Membaca surat itu dan menggelengkan kepalanya dengan panik)
                                Oh, ini fitnah Papa! Aku tidak pernah melakukannya! Tolong Pa, percaya padaku!

Raja Daha            : Cukup!! Keluar kamu dari istana ini! Keluar!! Kamu dengan pengawal brengsek itu,                       keluar!!!

Kirana                   : ( Menangis) Tapi, Pa…..

Raja Daha            : KELUAR!!!


ADEGAN 4

(Candra Kirana merasa sangat sedih dan dia pun meninggalkan istana. Dia pergi ke pantai dan disana dia bertemu si Penyihir.)
Penyihir               : Hwahahahaha!! Halo, Candra Kirana! Apa kabarmu, Hah? Kelihatannya kamu                                   sangat sedih hari ini? Hwahahaha…

Kirana                   : (terkejut melihat si penyihir) Siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa??

Penyihir               : Diam! Aku ke sini untuk mengutukmu menjadi keong!! Saudara macam mana                              saudaramu itu hingga dia ingin aku mengutukmu!!? Kamu tahu, dia tidak setuju                               dengan pernikahanmu! Hwahahaha!!

Kirana                   : Apa? Galuh Ajeng mau mengutukku?!

Penyihir               : Ya iyalah! Masa ya iya dong?? Dasar perempuan bodoh! Terima ini!!                                 ABROKOKOK!! Hwahahaha!!

Kirana                   : AAAAA!!!! ( Berubah jadi keong)

Penyihir               : Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi bila                        menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha…Byebye!!!


ADEGAN 5

(Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong mas. Dan terdampar begitu saja di pantai Desa Dadapan. Suatu hari, ada seorang Perempuan tua sedang mencari ikan di pantai. Dia menemukan keong mas itu, dan membawanya pulang.)

Nenek                                  : Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!
(Setibanya dipondok, Nenek itu meletakkan keong cantik yang ia temukan di tempat yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di kursi)

Nenek                  : Hufh, sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus mencari                                  ikan lagi, kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?
                                ( Pergi keluar untuk mencari ikan)

Kirana                   : Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi kan ada seorang nenek yang                                 membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia harus mencari ikan                                 terlebih dahulu. Aku akan membelikan makanan untuknya.

(Dengan uang yang dibawanya dari istana, Kirana membelikan makanan-makanan lezat untuk si Nenek. Makanan itu ditatanya rapi di atas meja. Ketika hari mulai menjelang malam, dan si Nenek belum juga pulang, Kirana harus kembali menjadi keong.)

Kirana                   : AAAAA!!!

(Tidak lama kemudian Nenek pulang ke pondok sambil marah-marah.)
Nenek                  : Sialan! Hari ini ikan-ikan pada kemana sih? Gara-gara dia aku tidak dapat makanan                         deh! Mau makan apa hari ini!?
               
         ( Terkejut melihat ada makanan di atas meja) Wow, darimana makanan ini datang??                  Kelihatannya lezat sekali!! Siapa yang berbaik hati memberikannya untukku ya? Ya,sudahlah…yang penting sekarang aku makan dulu.

(Keesokan harinya, Kirana kembali menyediakan makanan untuk sang Nenek. Tapi dia tidak tahu kalau hari ini Nenek akan pulang lebih cepat dari biasanya karena lagi-lagi tidak memperoleh ikan.)

Kirana                   : Mumpung Nenek belum pulang lebih baik aku segera menyiapkan makanan                                    untuknya… ( menata makanan di atas meja)

Nenek                  : ( Pulang dan kaget melihat Kirana) Hah, siapa gadisitu? ( Bicara sendiri lalu menegur Kirana) Siapa Kamu??


Kirana                   : ( Menoleh kaget) Aku….aku…aku Candra Kirana.

Nenek                  : Apa? Candra Kirana? Yang benar?

Kirana                   : Iya, aku Candra Kirana putri Raja Daha.

Nenek                  : Kalau begitu, kenapa kamu bisa ada di sini?

Kirana                   : Andalah yang membawaku ke sini. Aku adalah keong mas yang anda temukan                                  kemarin, Nek…

Nenek                  : Apa? Kamu adalah keong mas itu? Bagaimana bisa?

Kirana                   : Aku dikutuk, Nek….oleh seorang penyihir. Kutukan itu atas keinginan saudaraku                            sendiri yang cemburu padaku.”

Nenek                  : ( Merasa iba) Kasihan sekali dirimu, Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa                              saudaramu itu, hingga tega ingin mengutukmu! Tapi namanya manusia kalau sudah                                cemburu,…apapun dia lakukan! Huh, cemburu memang membingungkan, juga dapat                     membuat orang menderita. Ya, sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”

Kirana                   : Terimakasih, Nek…


ADEGAN 6

(Sementara pada saat itu di kerajaan Kahuripan, Raden Inu yang mendengar kabar tentang Candra Kirana merasa tidak percaya mendengarnya. Dan dia mencoba mencari kebenarannya untuk membela Candra Kirana.)

Raden Inu           : Tidak mungkin Candra Kirana melakukan semua ini! Pasti ada seseorang yang                                  menfitnahnya!! Aku harus mencari tahu siapa orang itu! ( Keluar dari Istana)
(Di tengah perjalanan Raden Inu bertemu dengan penyihir.)

Penyihir               : ( Mengipas-ngipaskan amplop berisi uang) Hwahahaha…gue dapat uang banyak                           hari ini!! Untung saja gue berhasil menuruti permintaan Galuh Ajeng untuk mengutuk Candra Kirana dan membuatnya batal menikah dengan Raden Inu! Dan kasihan sekali pengawal yang ikut difitnah oleh Galuh Ajeng itu, dia harus rela diusir dari istana karena dituduh bercinta dengan Candra Kirana! Hwahahahaha…

Raden Inu           : Apa? Apa kamu bilang? Benarkah yang kamu bilang itu?

Penyihir               : Yeee…lo siapa ikut-ikut campur?

Raden Inu           : Aku Raden Inu yang kamu maksud tadi. Jadi sebenarnya ini semua ulah Galuh                                                 Ajeng? ( Marah)

Penyihir               : Wadduh, mampus gue!! Dia sudah dengar semuanya!!

Raden Inu           : “Ayo! Kamu sekarang ikut aku!!”


ADEGAN 7

(Raden Inu yang telah memperoleh kebenaran cerita segera datang ke Istana Daha.)

Raden Inu           : Tuanku, sebenarnya apa yang terjadi pada Candra Kirana? Kenapa anda                             mengusirnya?

Raja Daha            : Saya yakin kamu tidak akan mempercayai berita ini. Dia sudah menghianatimu!

Raden Inu           : Tidak! Itu tidak benar, tuanku! Candra Kirana sudah difitnah oleh Galuh Ajeng!

Raja Daha            : kenapa kamu bicara gitu? Kamu tahu darimana?

Raden Inu           : ( Membawa penyihir kehadapan Raja Daha)  Ini! Ini adalah penyihir yang dibayar                          oleh Galuh Ajeng untuk mengutuk Candra Kirana. Dan dari penyihir inilah saya tahu                               bahwa Galuh Ajeng juga yang menfitnah Candra Kirana! Heh, ayo ngaku….                   ( Mendesak si penyihir)

Penyihir               :  Iya, itu benar tuanku…

Raja Daha            : ( Murka dan berteriak) GALUH AJENG!!!!

Ajeng                    :  Iya, Papa.Ada apa, kok sampai teriak-teriak gitu? Ajeng kan belum budek.
                                ( Masuk ruangan dan kaget melihat si penyihir) Loh, kamu?

Raja Daha            : Kenapa kaget? Dia temanmu kan? Sekarang Papa sudah tahu semuanya! Kamu                              sudah menfitnah saudaramu sendiri! Sekarang, kamu pergi dari Istanaku! Pergi!
                                ( Menunjuk Penyihir) Kecuali kamu!! Kamu boleh tinggal di Istana ini!

Penyihir               : Yang benar, tuanku? ( Gembira)

Raja Daha            : Iya! Tapi tinggal di penjara Istanaku! Selamanya!

Ajeng                      : (Bersimpuh di kaki Raja Daha) Pa, maafkan Ajeng Pa…Ajeng ngaku salah. Jangan                           usir Ajeng…..”

Raja Daha            : Lenyaplah dari sini! Jangan pernah tunjukkan wajahmu itu di wilayah kerajaanku!!                        Raden Inu, tolong bawa mereka berdua!!

Raden Inu           : “ Baiklah, tuanku.”


ADEGAN 8

(Setelah itu Raden Inu mengembara mencari Candra Kirana. Hingga akhirnya dia tiba di suatu Desa dan dia menemukan sebuah pondok.)
Raden Inu           : Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku bisa numpang istirahat di sana untuk                               sementara waktu dan setidaknya aku mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali                             setelah berjalan sejauh ini.

                                ( Menghampiri pondok itu) Permisi!!...
Kirana                 : Iya, sebentar… ( membuka pintu)

Raden Inu           : Loh, kamu….Candra Kirana?

Kirana                 : Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?

Raden Inu           :  Itu tidak penting. Yang jelas aku gembira karena sudah menemukanmu.                         Berhari-                hari aku mencarimu. Ayo, pulang…Kebenaran sudah terungkap. Ayahmu sudah                               menunggu, dia tidak sabar ingin bertemu denganmu.

Kirana                   : Terimakasih banyak, karena kamu sudah menyelamatkanku.

Nenek                  : Siapa, Kirana?

Kirana                   : Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia                               menjemput Kirana untuk pulang nek. Tapi, Kirana tidak tega meninggalkan Nenek                           sendirian.

Nenek                  : Tidak apa-apa, Kirana. Kamu pulanglah, pasti kamu merindukan keluargamu.

Raden Inu           : Begini saja, Nenek akan kita bawa ke Istana dan hidup bersama kita bila kita nanti                          menikah. Nenek, ayo kita pergi ke Kerajaan Daha.

(Akhirnya Mereka bertiga kembali ke Istana kerajaan Daha. Dan tidak lama kemudian, Raden Inu dan Candra Kirana menikah dan hidup bahagia untuk selamanya.)

^_TAMAT_^


Maaf kalo acak-acakan :) Karena udah diedit berkali2 ga bisa rapih2 juga di Blognya -__-

Kalo mau baca versi rapih nyaa buka link di bawah ini yaa :
https://drive.google.com/open?id=0B2IT85CY9oDOUmxnQ0xFbEZ1Z00

Selanjutnya aku akan berbagi foto-foto saat penampilan drama kitaaa :')

5 Pemain Pas Mau Goyang Dumang
Dialog 2 Pemain Antagonis

Dialog Ajeng dan Kirana

Dialog Raja Daha dan Galuh Ajeng
Galuh Kirana dan Penyihir Jahat
Raden Inu lagi menunggu kepastian wkwk :D
Mbok Rondo dan Galuh Kirana
Mbok Rondo kok kayak orang sakit yakk -_- """
Para Penonton
Para Penonton (2)
After selesai tampil, foto-foto buat kenangan :')