A.
Iman
Secara bahasa
iman berasal dari bahasa arab amuna yang asalnya dari kata al-amnu
yang kemudian menurunkan kata al-amanah dan al-iman. Di dalam
kamus ta’rifat dikatakan bahwa iman berarti membenarkan dalam hati, meyakini
dalam hati, dan mengucapkan atau mengikrarkannya dengan lisan. Menurut Ibnu
Chajar al-Asqalaniy dalam kitab “Fatch al Bariy bi Syarchi Shachih
al-Buchariy” menyatakan iman secara bahasa adalah membenarkan (tashdiq),
sedangkan secara syar’iy adalah membenarkan rasul dengan segala apa yang datang
dari Tuhannya.
Persoalan iman
menjadi perbedaan pendapat dikalangan kelompok aliran atau golongan dalam islam
yaitu sebagai berikut :
·
Golongan salaf berpendapat bahwa iman adalah meyakini dalam hati,
mengucapkan dengan lisan dan menjalankan rukun-rukunnya. Mereka berpendapat
bahwa merealisasikan iman dalam bentuk perbuatan merupakan syarat bagi
sempurnanya iman.
·
Golongan murji’ah berpendapat bahwa iman itu cukup meyakini dan
mengucapkan dalam lisan saja.
·
Golongan karomiyyah berpendapat bahwa iman cukup dengan mengucapkan
secara lisan.
·
Golongan mu’tazilah berpendapat bahwa iman adalah melakukan dengan
perbuatan, mengikrarkan dengan lisan, dan meyakini dalam hati.
Perbedaan antara golongan salaf dengan mu’tazilah berada pada persoalan bahwa jika golongan salaf berpendapat bahwa merealisasikan iman dalam perbuatan dianggap sebagai penyempurna iman maka golongan mu’tazilah berpendapat bahwa hal itu dianggap sebagai syarat sahnya iman.
Asal kata iman
adalah yakin, dan yakin adalah dasar bagi iman, maka orang bisa yakin dan
beriman apabila ia bisa mengetahui dan memahami apa yang diyakini dan di
imaninya.
Para ulama ada yang membagi iman menjadi 5 macam yaitu :
·
Al-iman al-mathbu
yaitu imannya para malaikat
·
Al-iman al-ma’shun yaitu
imannya para nabi
·
Al-iman al-maqbul
yaitu imannya para orang mukmin
·
Al-iman al-mauquf
yaitu imannya orang-orang yang berbuat bid’ah
·
Al-iman al-mardud
yaitu imannya orang-orang munafiq.
B. Kufur
Secara bahasa
kufur berarti tertutup (al-taghthiyab), terhalang (al-juchud),
sehingga orang-orang yang kafir disebut al-jachidun. Menurut istilah kufur
adalah orang-orang yang tidak bisa mengetahui dan memahami Allah dan segala
yang datang dari Allah, sehingga tidak bisa percaya kepada-Nya, dan cenderung
melakukan maksiat kepada Allah.
Sebagian ulama
membagi kategori kufur menjadi empat macam yaitu:
·
Kufru al-inkar
yaitu orang yang tertutup hati dan lisannya sehingga tidak dapat mengetahui dan
memahami tauhid.
·
Kufur al-juchud
yaitu orang yang hatinya mengetahui dan memahami (Allah), tetapi tidak mau
mengikrarkannya dengan lisannya seperti kafirnya iblis dan umayyah bin abi
shilat.
·
Kufur al-mu’anidah
yaitu orang yang mengetahui Allah dengan hatinya dan mau menyatakan dengan lisannya,
tetapi ia tidak mau mengakui agama Allah karena rasa dengki dan menentang
terhadap agama Allah, seperti kafirnya Abu jahal
·
Kufur al-nifaq
yaitu orang yang menyatakan iman dengan lisannya tetapi hatinya kafir dan tidak
percaya.
Selain itu, ada juga yang membagi kufur menjadi dua, yaitu:
1.
Kufur
akbar (kufur besar)
Kufur akbar dapat
mengeluarkan pelaku dari agama Islam. Kufur akbar dibagi menjadi lima yaitu:
a.
Kufrut
takdziib (kafir karena mendustakan)
b.
Kufrul
libaa’ wal Istikbaar ma’at tashdiq (kafir karena menolak dan sombong, tapi
disertai dengan pembenaran).
c.
Kufrusy
syakk (kafir karena ragu)
d.
Kufrul
I’radh (kafir karena berpaling)
e.
Kufrun
nifaq (kafir karena nifaq)
2.
Kufur
ashghar (kufur kecil)
Kufur kecil tidak
sampai mengeluarkan pelakunya dari agama Islam. Kufur ini bersifat amali
(amalan). Yaitu, dosa-dosa yang disebutkan dalam Al-Kitab dan As-Sunnah sebagai
sebuah kekufuran tapi tidak sampai pada kufur akbar, seperti kufur nikmat.
C.
Nifaq
Menurut bahasa,
munafiq (al-nifaq) adalah berbeda antara apa yang ada di batin dengan
apa yang ada diluarnya (mukhalafatu al-zhahir li al-bathin). Sedangkan
menurut istilah, nifaq adalah orang yang mengaku dirinya percaya didalam hati,
tetapi sebenarnya hatinya tidak percaya atau kafir.
Ciri-ciri orang munafik yaitu :
Di dalam Al-Qur’an
|
Di dalam Hadits
|
·
Suka menyuruh orang berbuat ingkar
|
·
Suka berkata dusta
|
·
Suka melarang orang berbuat ma’ruf
|
·
Suka mengingkari janji
|
·
Tidak suka bersedekah
|
·
Suka berkhianat
|
·
Cenderung lupa kepada Allah
|
Nifaq terbagi menjadi dua macam, yaitu nifaq akidah dan nifaq amaliyah. Jika seseorang itu hanya beriman pada lahirnya saja dengan sekadar mengucap dua kalimat syahadah sedangkan hatinya tetap mengingkari ucapannya itu, maka yang demikian itu disebut nifaq akidah. Nifaq jenis ini ada empat macam:
a.
Mendustakan
Rasul atau mendustakan sebagian ajaran yang beliau bawa.
c.
Senang
jika melihat agama Islam kemunduran.
d.
Tidak
senang melihat Islam menang
Adapun Nifaq amaliyah yaitu melakukan
suatu amalan orang-orang munafik dengan masih menyisakan iman didalam hati. Nifaq amaliyah termasuk dalam golongan maksiat yang tidak membuat
orang mukmin menjadi kafir. Nifaq jenis ini tidak
sampai menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Hanya saja ia dapat
menghantarnya pada hal tersebut. Semakin banyak ia mengerjakan amalan (nifaq)
ini, itu akan menyebabkannya menjadi seorang munafik tulen.
Dalam suatu
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW. bersabda :
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ اِذَاحَدَثَ كَذَبَ
وَاِذَا وَعَدَ اَحْلَفَ وَاِذَااؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda munafiq
itu ada tiga: jika bercakap, dia berdusta; jika berjanji, dia menyalahi dan
jika dipercayai orang, dia berkhianat.”
D.
Syirik
Secara bahasa,
syirik (al-syirk) berarti mencampuradukan antara dua hal (mukhalathah
baina al-syarikain). Menyekutukan Allah (asyraka billah) berarti
menjadikan sesuatu selain Allah sebagai sekutu bagi kekuasaan Allah.
Syirik adalah
meyakini adanya banyak Tuhan (ta’adud al-alihah).
Pembagian
syirik berdasarkan sejarah kecenderungan kelompok masyarakat dalam beragama
yaitu :
·
Syirku al-istiqlal
yaitu syirik kaum Tsanawiy yang menetapkan dan mengakui adanya dua tuhan yang
saling terpisah yaitu Tuhan yang menguasai kebaikan dan Tuhan yang menguasai
keburukan.
·
Syirku al-tab’idl
yaitu syiriknya orang-orang nasrani yang menganggap Isa sebagai anak Allah
untuk mendekati diri kepada Allah.
·
Syirku al-taqrib
yaitu beribadah kepada selain Allah untuk mendekatkan diri kepada Allah,
sebagaimana dilakukan orang-orang jahiliyah pada masa awal.
·
Syirku al-taqlid
yaitu beribadah kepada selain Allah karena ikut-ikutan terhadap orang lain,
sebagaimana syiriknya orang-orang jahiliyah pada masa akhir.
·
Syirku al-asbab
yaitu syiriknya para filosof yang menganggap bahwa kekuatan alam semesta ini
adalah wajib wujud (wajibul wujud) dan tidak boleh tidak ada (‘adam).
·
Syirku al-aghradl
yaitu berbuat dan bertujuan kepada selain Allah.
Abu Bakar Aceh
membagi syirik menjadi tiga yaitu :
·
Syirk akbar yaitu syirik yang tidak akan pernah diampun oleh Tuhan
· Syirk sighar yaitu semua amalan dan perbuatan yang dilakukan karena
sesuatu maksud bukan semata karena Allah
· Syirk khafi yaitu syirik yang hampir tidak kelihatan dan terasa
oleh manusia karena halusnya dan tidak terasa.
Daftar Pustaka
Al Fauzan,
Shalih bin Fauzan. 2013. Kitab Tauhid. Jakarta: Ummul Qura.
Daudy, Ahmad.
1997. Kuliah Ilmu Tauhid. Jakarta: Bulan Bintang.
Musthofa, dkk.
2005. Tauhid. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Repost? Copas? Cantumkan Sumber! Terimakasih :)
Repost? Copas? Cantumkan Sumber! Terimakasih :)
No comments:
Post a Comment
Jangan lupa vote Blog ini yaa guys :) Thankyou